Berita

2030, Ekonomi Indonesia Peringkat Tujuh Dunia


PEKANBARU, alumniITS:
Berdasarkan hasil riset Mc Kinsey Global Institute (MGI) baru-baru ini, menyatakan bahwa ekonomi Indonesia akan menjadi nomor 7 terbesar di dunia pada tahun 2030.

“Hal itu bisa dicapai didorong oleh sektor perikanan dan pertanian yang merupakan salah satu diantara empat sektor selain jasa konsumen, pendidikan dan sumber daya alam,” kata Menteri KKP Sharif C. Sutardjo, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi alumniITS.com di Jakarta, Selasa (27/11)

Masih menurut hasil penelitian itu, kata Sharif, pada tahun 2030 itu penghasilan Indonesia mulai dari hulu hingga hilir di sektor perikanan dan pertanian diprediksi mencapai 450 miliar dolar AS.      Bahkan, jika kedua sektor itu yakni pertanian dan perikanan bisa bersinergi, maka potensi keuntungan yang bisa diraih Indonesia bisa mencapai  150 miliar dolar AS per tahun di 2030.

“Sektor kelautan dan perikanan, sekaligus  akan memainkan peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan rakyat,” katanya besarnya potensi ekonomi di sektor perikanan itu mengakibatkan KKP berkomitmen mengembangkan blue ekonomi.

Konsep ekonomi biru ini, katanya, sekaligus bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mendukung pembangunan ekonomi biru itu, KKP mengundang Gunter Pauli Gelar FGD dalam ‘Focus Group Discussion’ (FGD),  pada Senin (26/11) di Ritz Carlton Hotel, Jakarta mulai pukul 19.00 WIB.

Pada acara tersebut juga diundang pakar-pakar di sektor kelautan dan perikanan, termasuk inisiator sekaligus penulis buku tentang ‘Blue Economy’ dari Belgia, Gunter Pauli.

“FGD tersebut diharapkan bisa menghasilkan satu pemahaman dan konsep yang komprehensif tentang ‘ekonomi biru. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikembangkan,” katanya.

Melalui ‘ekonomi biru’ KKP ingin menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai pondasi dan sumber ketahanan pangan Indonesia.  Ekonomi biru merupakan konsep pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang dikelola secara komprehensif dengan manajemen berkesinambungan dan pelestarian aset.

Fokus pengembangan ekonomi biru itu adalah ekologi, sosial, dan ekonomi. Berkaitan dengan buku ‘the Blue Economy’ yang diterbitkan tahun 2010, Gunter Pauli menyatakan bahwa tujuan dari ekonomi biru adalah untuk mendorong terciptanya 100 juta lapangan kerja dan nilai modal yang besar melalui 100 inovasi selama dekade 2010-2020.

Sharif menambahkan, pendekatan pembangunan berbasis ekonomi biru akan bersinergi dengan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan, pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja dan pelestarian lingkungan.

“Terminologi ekonomi biru telah diangkat dalam berbagai kerjasama internasional, seperti pada pertemuan tingkat Senior Officials Meeting (SOM) for the Asia Pacific Economic Cooperation atau APEC,” tambahnya. (endy – [email protected])