BeritaKiprah AlumniProfilslider

Wow, Ini Dia Alumni ITS dengan Segudang Prestasi

Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, telah banyak alumni berprestasi lahir dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Siapa saja mereka? Ini Dia Beberapa Alumni ITS dengan Segudang Prestasi. Berikut tiga di antaranya:

Leonika Sari Njoto Boedioetomo.

Leonika Sari Njoto Boedioetomo gadis kelahiran tahun 1993 ini adalah alumni Jurusan Sistem Informasi ITS. Ia dikenal sebagai founder dan CEO dari Redblood: sebuah aplikasi yang menjadi sumber informasi bagi pendonor darah.

Redblood berdiri pada tahun 2015. Kisah suksesnya ini bermula pada tahun 2013 ia bergabung dengan Redblood Indonesia, sebuah tim yang mengembangkan aplikasi Bloobis. Visi dari tim tersebut adalah menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia menggunakan teknologi informasi. Aplikasi Bloobis dibuat untuk membantu rantai pasokan darah rumah sakit serta PMI di Surabaya.

Dalam pelaksanaannya, Leo mengalami kesulitan untuk bekerja sama dengan beberapa rumah sakit, sebab pada saat itu ia masih berstatus mahasiswa. Dan setelah beberapa lama, Redblood harus mengalami hibernasi karena tidak cocok untuk menyelesaikan masalah pasokan darah.

Pengembangan aplikasi tersebut dimulai pada bulan Oktober 2014. Prosesnya bukan tanpa rintangan. Leo sempat ditinggalkan oleh tim lamanya. Namun, ia tidak membiarkan hal tersebut menjadi penjegal mimpinya. Ia segera mencari partner baru yang mau membantu hingga akhirnya aplikasi Reblood berhasil diluncurkan pada Bulan Mei 2015.

Aplikasi tersebut berisi informasi mengenai lokasi event donor darah yang dapat dikunjungi oleh pendonor, disertai reminder agar penggunanya tidak terlupa dan melewatkan event tersebut. Selain itu juga terdapat informasi edukatif mengenai donor darah sehingga calon pendonor dapat menyiapkan diri sebelum mendonorkan darahnya. Sekarang, setelah melakukan donor darah, pengguna aplikasi akan mendapat poin yang dapat ditukar dengan bermacam voucher. Kendati demikian, Reblood memegang teguh rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa donor darah tetap bersifat voluntary, bukanlah intensif.

Kegigihannya mengembangkan Redblood membawa Leo mencatatkan nama dalam Forbes 30 Under 30. Tidak hanya itu, profil Leonika berhasil menjadi satu dari 45 Perempuan Penembus Batas versi Tempo dan 100 Women dari BBC.

Dalu Nuzlul Kirom

Nama Dalu Nuzlul Kirom sepertinya tidak asing di kalangan civitas akademika ITS. Pasalnya, ia terbilang telah aktif sejak masih mahasiswa.

Lulus dаrі Tеknіk Elekto, рrіа yang pernah menjadi Presiden BEM ITS ini lеbіh mеmіlіh tеrjun kе gеrаkаn sosial mаѕуаrаkаt. Ia bersama teman-temannya menginisiasi Gerakan Melukis Harapan (GMH) sebagai wujud reaksi keputusan pemerintah Kota Surabaya terhadap penutupan kawasan lokalisasi Dolly. Mereka aktif berdiskusi dengan masyarakat terkait dampak penutupan Dolly bagi warga Dolly. Berdiri pada 10 September 2014, GMH fokus pada pemberdayaan warga eks lokalisasi Dolly. Meski memiliki niat baik, dia dan kawan-kawannya merasa kesulitan untuk menjalin hubungan dengan warga Dolly.

Gerakan yang diinisiasinya ini menyabet juara dua pada  Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tahun 2015 untuk kategori industri pariwisata dan kreatif dalam memberdayakan masyarakat eks lokalisasi berbasis wisata edukasi dan kuliner.

Selain menginisiasi GMH, Dalu adalah founder dari Ternaknesia, sebuah platform digital untuk solusi peternakan. Aplikasi yangmerupakan proyek sosiopreneur itu mempunyai fokus utama untuk membantu peternak Indonesia yang membutuhkan bantuan di bidang permodalan, pemasaran dan manajemen. Di aplikasi ternaknesia, investor dapat melihat perkembangan ternak dari kondisi kesehatan sampai berat badan.

Tak hanya layanan investasi ke peternakan, Ternaknesia telah berkembang menjadi platform pemasaran hasil peternakan. Hingga saat ini ternaknesia sudah membantu peternak di berbagai wilayah seperti Bojonegoro, Kediri, Banten, Madiun, Pacitan dll.

Angger Wiratana

Siapa bilang limbah kardus tak bisa bernilai ekomoni tinggi? Dialah Angger Wiranata, sang “pesulap” limbah kardus menjadi barang furniture, patung, kursi dari kardus. Bersama temannya Arif Susanto, Mahasiswa Desain Produk Industri ITS ini menginisiasi Dus Duk Duk, уаng artinya kаrduѕ untuk duduk. Dinamakan demikian karena рrоduk реrtаmа уаng dісірtаkаn mereka аdаlаh kursi.  Selain itu juga ingin mengubah mindset masyarakat Indonesia soal kardus.

Ide awal membuat barang-barang furniture itu dari tugas untuk mata kuliah dasar desain. Lalu ia membuat kursi dengan bahan material dari kardus.

Masyarakat Indonesia sebagian besar tak tahu jika kardus yang bentuknya lembek, tidak kuat menahan beban, dan dinilai barang bekas, mampu diubah menjadi barang bernilai tinggi. Sehingga, tidak heran di awal-awal membangun usahanya itu dia mendapatkan banyak sekali kritikan. Tidak jarang, atas ide tersebut ia diremehkan oleh orang-orang di sekitarnya.

Salah satu prestasi Dus Duk Duk yang luar biasa adalah pembuatan patung Budha dalam rangka Vesak Festival 2016 di Surabaya. Patung Budha setinggi 8 meter terbuat dari kardus dengan memakai sistem geometri dan terdiri dari dua instalasi yang ukurannya cukup besar yang dapat diselesaikan dalam waktu sebulan.

Sejak 2017, Dus Duk Duk telah merambah pasar ekspor  ke beberapa negara seperti Australia, Malaysia, Amerika Serikat, dan Prancis. Produk-produk yang diekspor antara lain hiasan dinding berbentuk kepala binatang dan mainan untuk orang dewasa.

Demikianlah Beberapa Alumni ITS dengan Segudang Prestasi , ikuti terus informasi terkini tentang alumni ITS dan ITS disini.

Oh ya Cak n Ning, IKA ITS Innovation Challenge and Business Summit 2020 di tanggal 21 Nov 2020 itu akan wuapikkk lho, pastikan sudah disave tanggalnya ya.. follow IG @icbs.ikaits atau website acaranya pada http://itsinnovation.id/ untuk info terupdate mengenai ICBS 2020.