InspirasiKiprah Alumni

Perjuangan Ibnu Susilo Lahirkan Mobil Nasional FIN KOMODO

Mobil nasional?….ya kalimat tersebut populer pertama kalinya saat Tommy Soeharto di tahun 1997 diberikan “hak tunggal” oleh Pesiden Soeharto untuk menciptakan mobil nasional. Hasilnya dalam kurun waktu 20 tahun? tidak ada mobil nasional yang terwujud. Bahkan hutang Tommy Soeharto saat impor mobil korea yang diklaim sebagai cikal bakal mobil nasional membebani rakyat Indonesia.

Tanpa hiruk pikuk politik, tanpa pencitraan dari tokoh, sosok inovator Alumni Teknik Mesin ITS yang bernama Ibnu Susilo dengan ketekunan dan semangat untuk menciptakan produk otomotif karya anak bangsa terus dilakukan. Jatuh bangun, dicibir, ditolak adalah hal biasa yang dialami Ibnu Susilo.

Kejeliannya dalam membuat segmen otomotif yang dimasukin sebagai produk yang diciptakan membuatnya mampu bertahan dari gempuran produsen otomotif dari Jepang, Korea dan lainnya yang sudah bercokol di Indonesia puluhan tahun. FIN KOMODO adalah nama produk yang dimilikinya dan mampu menciptakan ceruk pasar untuk digunakan di perkebunan, alat evakuasi dan bahkan sebagai kendaraan taktis militer.

Yaaa… FIN KOMODO yang mengambil segmen offroad vehicle dirancang menggunakan teknologi Pesawata Terbang. Ibnu Susilo adalah jebolan dari IPTN, yang memilih mandiri saat gelombang PHK terjadi di IPTN.
“Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke. Daratan yang ada infrastukturnya tidak lebih dari 5 persen. Sisanya medan offroad. Mereka kehidupannya juga sama tapi enggak ada kendaraannya. Yang ada sekarang adalah kendaraan kota yang didesakan, bukan kendaraan khusus yang desa,” kata Ibnu.

Dalam pembuatannya, PT Fin Komodo Teknologi mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 90 persen. Untuk itu, diharapkan Fin Komodo dapat memberikan sumbangan terhadap industri teknologi dalam negeri. Ini tentu membanggakan, karena karya Ibnu Susilo mampu menggerakkan industri dalam negeri.
Hingga kini, PT Fin Komodo melibatkan 42 usaha kecil menengah dalam proses produksi.

Atas pencapaiannya Ibnu Susilo mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak termasuk penghargaan dari Presiden saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di tahun 2017 Ibnu Susilo mendapatkan penghargaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memberikan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2017 kepada inovator kendaraan Fin Komodo, Ibnu Susilo.

Tim juri dari berbagai instansi yang dipimpin BPPT menilai, Fin Komodo memberikan dampak luas kepada masyarakat dan industri.

“Mobil nasional offroad utility vehichle ini perancangannya menggunakan metodologi pesawat terbang. Hasilnya berbobot ringan namun sangat kokoh di medan ekstrim,” kata kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di kediaman BJ Habibie, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2017).

Kriteria penilai pemenang BJHTA ke-10 didasarkan pada sejumlah asas inovasi, dari nilai penemuan, kreatif, efisien, efektif, nilai tambah dan sepuluh poin kriteria penilaiannya lainnya. Dampak terhadap industri teknologi juga menjadi syarat dalam penilaian.

Fin Komodo merupakan kendaraan offroad untuk daerah minim insfrastruktur, seperti di hutan, pedesaan, perkebunan, pertambangan, serta daerah tertinggal.

Ketika melaju di hutan, Fin Komodo dapat menempuh 100 Km dalam rentang waktu 6-7 jam. Bahan bakar yang dipakai untuk jarak itu hanya 5 liter, seperempat dari kapasitasnya yang sebesar 20 liter.

Mobil tersebut juga dapat berfungsi sebagai kendaraan perintis untuk membuka jalan. Medan berlumpur dan kemiringan 45 derajat pun dapat dilalui dengan mudah.

Menerangkan tentang pembangunan teknologi di dalam negeri, Ibnu mengatakan, pembangunan industri teknologi ibarat budaya. Prosesnya harus dilakukan secara bertahap sehingga butuh waktu tak sebentar agar industri teknologi berusia dewasa.

“Kita bukan membangun pabrik yang industrinya ada di luar negeri kita pindahkan ke sini. Kalau seperti itu tiga tahun bisa produksi. Tapi artinya devisa kita tersedot. Kita sebagai konsumen, produsennya insinyur di luar negeri,” ujar Ibnu