Kiprah AlumniProfil

Membawa Indonesia ke Pentas Dunia Melalui Indusri Kreatif

Seiring dengan penguatan industri kreatif yang dilakukan Pemerintah dengan membentuk Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), maka sosok Fadjar Hutomo melejit ke kancah nasional. Industri kreatif yang kental dengan aroma start-up menjadikan BEKRAF menjadi salah satu sumber berita utama media. Terlebih beberapa start up Indonesia menembus kategori UNICORN yaitu start up yang memiliki valuasi lebih dari US$ 3 milyar seperti GOJEK dan Tokopedia.

Fadjar Hutomo aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jawa Timur dan kemudian mendapatkan kepercayaan sebagai Direktur Utama PT Sarana Jatim Ventura yang merupakan lembaga keuangan modal ventura sebagai sumber dana pembiayaan usaha kecil menengah. Sebelum bergabung dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), pria lulusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendirikan sekaligus menjadi CEO ADN Financial yang bergerak di bidang perencanaan keuangan.

Pada Dies Natalis ITS ke 57 yang lalu, tepatnya 10 Nopember 2017 Fadjar Hutomo mendapatkan penghargaan dari ITS sebagai Alumni ITS yang berprestasi.

Tentang BEKRAF

Dalam konteks BEKRAF, salah satu sektor riil yang sangat layak menjadi prioritas adalah ekonomi kreatif yang kelak menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Berbeda dengan sektor lain yang sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu kepada keunggulan sumber daya manusia. Karya seni, arsitektur, buku, inovasi teknologi, dan animasi, berasal dari ide-ide kreatif pemikiran manusia.

Untuk mewujudkan upaya tersebut, pada 20 Januari 2015, melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif, Presiden Joko Widodo membentuk lembaga baru non kementerian bernama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Badan ini bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Bekraf  bertugas membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif.

Perpres tersebut juga menjelaskan bahwa Bekraf dinakhodai oleh kepala badan yang dibantu seorang  wakil, sekretaris utama, dan para deputi. Bekraf mempunyai enam deputi. Mereka adalah Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan; Deputi Akses Permodalan; Deputi Infrastruktur; Deputi Pemasaran; Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi; dan Deputi Hubungan Antar Lembaga Dan Wilayah.

Bekraf mempunyai visi membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada 2030 nanti. Untuk mencapai visi tersebut, Bekraf merancang enam misi besar, yaitu:

  1. Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri.
  2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif.
  3. Mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional.
  4. Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreatif.
  5. Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak kekayaan intelektual, termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta.
  6. Merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.

Bekraf juga menetapkan ada 16 subsektor dari industri kreatif yang menjadi fokus untuk dikelola dan dikembangkan. Setiap deputi kemudian menerjemahkan visi dan misi di atas melalui berbagai program unggulan yang bisa diimplementasikan dalam konteks 16 subsektor tersebut. Terbentuknya Bekraf merupakan optimisme pemerintah bahwa ekonomi kreatif pasti akan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Inilah awal tonggak baru ekonomi kreatif Indonesia. ***