Berita

Harga Minyak Dunia Menanjak

NEW YORK, alumniITS.com – Harga minyak naik Rabu (3/7), didorong berlanjutnya kekhawatiran bahwa krisis politik di Mesir bisa mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus mencapai tingkat tertinggi sejak Mei 2012, melompat 1,61 dolar AS menjadi ditutup pada 99,60 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 1,0 dolar AS menjadi menetap di 104,00 dolar AS per barel.

Pasar secara cermat memantau situasi Mesir di tengah mobilisasi rakyat menentang Presiden Mohamed Moursi setelah ia diberikan ultimatum oleh tentara untuk menyetujui “tuntutan rakyat” atau menghadapi solusi yang dipaksakan.

Bentrokan pecah pada Rabu antara kelompok pendukung dan penentang Presiden Moursi. Beberapa pejabat teras pemerintahan Moursi telah mengundurkan diri dalam beberapa hari terakhir ini.

Krisis telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang terganggunya pasokan minyak, kata Andy Lebow, wakil presiden senior derivatif energi pada Jefferies Bache. Ini termasuk Terusan Suez dan Sumed Pipeline, yang berjalan melalui Mesir dan memiliki kapasitas untuk kapal sekitar 2,5 juta barel minyak per hari, atau sekitar 2,7 persen dari konsumsi harian global.

Selain itu, ada juga risiko perselisihan di Mesir yang bisa menyebar ke negara-negara lain, kata Lebow.

“Pasar khawatir bahwa mungkin karena situasi makin berantakan, itu akan mengguncang sebuah wilayah yang sudah tidak stabil,” kata Lebow.

“Banyaknya masalah dengan Timur Tengah telah mempertahankan tekanan pada pasar,” kata Carl Larry, analis pada pandangan Oil Outlooks & Opinions.

Sementara itu, data ekonomi positif AS meningkatkan harapan untuk permintaan energi lebih kuat di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu, kata para analis.

Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) pada Senin mengatakan indeks pembelian manajer (PMI) untuk aktivitas manufaktur AS naik menjadi 50,9 pada Juni, dari 49 pada Mei. Dari 18 industri manufaktur yang disurvei, 12 melaporkan pertumbuhan.

Pesanan baru untuk barang manufaktur naik 2,1 persen pada Mei, Departemen Perdagangan mengatakan, Selasa. Angka ini berada di atas ekspektasi untuk kenaikan 2,0%. ([email protected])