Berita

Tak Perlu Menunggu Jadi Direktur Untuk Memimpin

Terinspirasi dari filosofi ”Yang paling baik diantaramu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”, Januar dikenal sebagai aktifis organisasi. Aktifitas sebagai pengurus serikat karyawan dianggap oleh Januar sebagai kontribusi aktif kepada lingkungan kerja.

Januar Setyo Widodo atau Januar SW lahir di Purwokerto 20 Januari 1972. Setelah menamatkan pendidikan di SMA 1 Purwokerto pada tahun 1990, meneruskan pendidikannya di Teknik Elektro ITS angkatan 1990. Pengalamannya sebagai aktivitas semenjak SMA membuat hatinya tergerak untuk meneruskan “hoby sebagai aktivitas organisasi” semasa kuliah di ITS. Namun siapa sangka, seorang aktivitas yang dikenal meledak-ledak ketika berdemo dan suaranya mampu menghipnotis orang lain ketiak berceramah/pidato ini ternyata mengawali aktivitas organisasi di ITS dengan menjadi Ketua Unit Kegiatan Tari dan Karawitan yang dikenal sebagai sarang bagi kaum perempuan.  Akviitas organisasinya dilanjutkan menjadi ketua Senat Mahasiswa FTI-ITS dan senator SMITS. Selepas kuliah, Januar aktif di IKA ITS terutama di IKA ITS wilayah Jawa Barat sesuai dengan lokasi pekerjaannya di PT Telkom. Kontribusi yang diberikan kepada IKA ITS sangat signifikan semenjak PP IKA ITS era Cak Kristiono dengan aktif membantu kegiatan Road show, seminar TENOV maupun support kegiatan WBI. Pada saat Raker ke-2 PP IKA ITS di Bandung bulan Desember 2008 Januar didaulat menjadi Ketua Raker dan mendapatkan apresiasi positif atas upaya keras dan pengorganisasian kegiatan yang telah dilakukannya. Pada saat memberikan pembekalan wisuda di bulan Maret 2009 yang lalu, sesuai pengakuan dari Pak Muchayat Kepala BAAK, pada saat narasumber Januar SW antusiasme calon wisudawan sangat tinggi dan kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 1.000 orang yang merupakan jumlah terbanyak selama kegiatan pembekalan calon wisudawan dilakukan.
 
Filosofinya dalam berorganisasi adalah ”Seperti waktu kuliah, ada mahasiswa yang hanya kuliah melulu, tapi ada juga yang mengisi kuliahnya untuk mengembangkan soft skill melalui aktif di lembaga bakat/minat, lembaga kemahasiswaan maupun aktif di kegiatan rohani”. Di tempat kerja juga begitu. Ada karyawan yang melulu bekerja, tapi ada juga yang aktif di komunitas olah raga, komunitas seni, kegiatan rohani di masjid kantor maupun di serikat karyawan seperti saya. Saya kira, itu pilihan biasa saja”.
 
Januar yang masuk Telkom ketika reformasi masih bergelora di tahun 1998 lalu, akhirnya terlibat juga pada pendirian Serikat Karyawan Telkom (Sekar Telkom) ketika para karyawan Telkom memutuskan membubarkan Korpri (Korps Pegawai Republik Indonesia) Unit Telkom di tahun 2000 lalu. “ Saya masuk Telkom ketika gairah reformasi dan maraknya demokrasi juga melanda karyawan Telkom. Karena itu, pengalaman aktif di kemahasiswaan dulu amat membantu melting process organisasi yang masih baru di kalangan karyawan Telkom ini. Saya ikut mendesain AD/ART organisasi, mempersiapkan Musyawarah Nasional (Munas) pertama dan lain-lain kegiatan Sekar Telkom yang kini usianya sudah 9 tahun ini.”. Namun Januar juga tetap bersikap profesional. Sebagai seorang karyawan, tanggung jawab utama tetaplah bekerja demi kemajuan dan kejayaan perusahaan tempatnya bekerja. Karena itu, tak ada istilah organisasi mengalahkan pekerjaan. Karena keduanya memang harus seimbang.
 
Kemampuan memanage aktivitas sebagai karyawan dan pengurus organisasi, maka tak heran pada kursus kepemimpinan yang diselenggarakan perusahaannya di tahun 2000, Januar pun meraih predikat terbaik pertama. Gelar yang sama juga diraih Januar untuk program relationship antara wakil Pengurus Sekar Telkom dan wakil Manajemen Telkom di tahun 2002 pada ajang Telkom Employee Relation Program (TERP) yang diselenggarakan di Waduk Jatiluhur. Januar yang saat itu baru 4 tahun di Telkom harus bersaing dengan rekan lain yang secara manajerial sudah menduduki tingkat Senior Manager atau General Manager. “Aktif di Sekar Telkom mungkin sudah panggilan jiwa, sebagaimana dulu saya aktif di kampus. Justru dengan aktif di Sekar diharapkan leadership skill kita makin baik. Yah, hitung-hitung menambah bekal untuk penugasan dari perusahaan. Tak perlu menunggu jadi Direktur untuk memimpin kan ?” ujar Januar ketika ditanya kenapa aktif di Sekar. Diakuinya, dengan aktif di Sekar Telkom nilai tambah yang diperoleh justru makin memperkuat profesionalismenya. 
 
Artinya, tidak hanya sebagai karyawan yang mesti menguasai pekerjaan dan tanggungjawabnya, namun view yang diperoleh justru mencakup skala industri telekomunikasi yang lebih luas. “Terkadang posisi perusahaan yang incumbent, agak sulit melakukan koreksi terhadap regulasi yang berdampak serius bagi masa depan Telkom. Contohnya kebijakan pemerintah mengenai Kerja sama Operasi (KSO) di masa lalu yang justru menjadikan karyawan Telkom orang asing di rumahnya sendiri, telah terbukti tak memberi nilai tambah baik transfer knowledge, business growth maupun kapitalisasi perusahaan. Sekar Telkom, dalam konteks inilah pada akhirnya yang melakukan koreksi langsung ke pusat pengambilan keputusan yaitu pemerintah pusat (saat itu Menteri Perhubungan) dan DPR RI. Tak bisa dibayangkan nasib Telkom yang cuma satu-satunya BUMN telekomunikasi saat itu jika tak ada lembaga ekstra ordinary yang mewadahi aspirasi karyawan dan kemudian melakukan breakthrough solusi” demikian Januar lebih lanjut menerangkan kiprah Sekar Telkom dalam konteks industri telekomunikasi.
 
Kini Januar adalah Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sekar Telkom Wilayah Khusus (Wilsus) periode 2007 – 2010. DPW Sekar Telkom Wilsus adalah organisasi Sekar Telkom setingkat wilayah yang membawahi para karyawan di divisi-divisi Cost Center seperti Learning Center (dulu Divlat), Research & Development Center (dulu Riset & Teknologi Informasi), Information System Center (ISC), Maintenance Service Center (dulu Divisi Atelir) serta Supply Center (dulu Divisi Pembangunan) dengan total jumlah anggota sekitar 3500 karyawan. Selain itu Januar juga dipercaya sebagai Sekretaris Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dan Ketua Badan Pengawas Koperasi Pegawai Telkom (Kopegtel) Kantor Pusat Telkom.