BeritaFokusFoto Kegiatan

Membangun Kesadaran Semua Pihak Urgensi Energi Bersih

Pertemuan yang dilakukan oleh forum Cangkrukan Energi merupakan diskusi berbagai hal tentang energi yang dikemas dalam suasana santai yang populer disebut CENITS.

Menurut Pendiri CENITS, Soni Fahruri, menjelaskan bahwa anggota CENITS terdiri dari berbagai background seperti dari Akademisi, Praktisi, Pemerintah, Karyawan Swasta, aktifis energi, NGO, dll. CENITS sudah secara intensif melakukan diskusi dalam dua tahun terakhir selalu membahas isu-isu energi terkini di Indonesia maupun internasional.

Lebih lanjut, Soni menyampaikan bahwa pertemuan yang dilakukan pada tanggal 6 Februari 2019 ini diangkat topik mengenai Implementasi Energi Bersih di Indonesia dengan Menggunakan Mekanisme Berbasis Pasar. Pembicara adalah Dicky Edwin Hindarto, seorang praktisi energi alumni ITS yang selama ini bergerak di dalam bidang implementasi konservasi energi dan energi terbarukan, terutama dengan menggunakan mekanisme pasar karbon.

Dalam paparannya Dicky menjelaskan implementasi energi bersih di Indonesia sekarang ini adalah suatu keniscayaan. Hal ini karena Indonesia mempunyai target domestik yang tertuang di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan target internasional yang telah disampaikan melalui Nationally Determined Contribution (NDC). RUEN dan NDC adalah target mengikat yang oleh pemerintah kemudian diterjemahkan di dalam implementasi yang harus dilakukan oleh seluruh sektor di Indonesia, terutama sektor swasta, dengan pemerintah sebagai pemgatur kebijakannya.

Disampaikan juga oleh Dicky bahwa di sisi pengguna, terutama sektor swasta, pemakaian energi bersih adalah suatu kemutlakan. Energi bersih saat ini bukan hanya untuk kebutuhan penenuhan energi, tetapi juga menjadi prasyarat untuk mrnjadi perusahaan yang lebih sustainable atau berkelanjutan.

Hal ini terutama apabila perusahaan tersebut sudah terdaftar di pasar saham atau berorientasi ekspor. Energi bersih akan merupakan nilai tambah dari keberlanjutan perusahaan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kendala untuk implementasi energi bersih berdasar dari survei dan analisis yang dilakukan adalah pembiayaan, teknologi, dan kemampuan SDM. Berdasar dari laporan Kementerian ESDM, pembiayaan berbasis pasar memberi kemudahan di dalam pengembangan energi bersih sehingga lebih mudah dan layak untuk diimplementasikan. Dari implementasi kegiatan konservasi energi tahun 2017, kegiatan yang paling banyak dilakukan justru melalui mekanisme berbasis pasar.

Menyadari keterbatasan biaya dan kemampuan dari sektor swasta, sementara pemerintah sangat perlu untuk mencapai target, maka sekarang sedang dirancang beberapa skema pembiayaan berbasis pasar karbon. Carbon tax atau pajak karbon tampaknya merupakan pilihan yang paling rasional, sementara pengembangan pasar karbon domestik saat ini juga sedang dirancang.

Ke depan, baik pemerintah dan sektor swasta, harus melakukan dialog yang sangat intensif di dalam implementasi mekanisme berbasis pasar. Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan juga mampu memanfaatkan berbagai mekanisme pembiayaan multilateral maupun bilateral yang berbasis hibah atau pinjaman bunga rendah untuk pembangunan rendah emisi dan implementasi energi bersih. Ini karena implementasi NDC maupun RUEN harus segera dilakukan untuk pencapaian target nasional.

Sebelum menutup acara, Soni Fahruri menyampaikan bahwa CENITS di usianya yang sudah 2 tahun ini akan berupaya meluaskan manfaatnya kepada masyarakat luas, membangun kesadaran masyarakat pentingnya energi yang bersih yang berdampak pada masa saat ini maupun masa mendatang,
sebagai slogan CENITS: Masyarakat Madani Energi