Fokus

Agoes Widjanarko Penerima Alumni ITS Award

Agoes Widjanarko, Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum, adalah salah satu penerima Alumni ITS Award. Penghargaan ini diberikan bertepatan dengan perayaan Dies Natalis ITS ke- 48 pada 11 November lalu. Penerima penghargaan ini harus memenuhi kriteria berprestasi, peduli kepada ITS, peduli kepada alumni.

Namun, bagi Cak Agoes, kriteria itu belum terlalu jelas. “Saya tidak tahu kriterianya,” ujar alumni Teknik Sipil ini kepada alumniits.com, pada 11 Desember lalu di ruang kerjanya, Jakarta. Cak Agoes pun lalu banyak bicara tentang ITS, Ikatan Alumninya, dan pentingnya jejaring dalam era sekarang. Dia juga banyak berbicara tentang pekerjaannya, khususnya bagaimana caranya menggairahkan daerah agar berlomba-lomba memberikan layanan terbaik di bidang pekerjaan umum. Berikut petikan wawancaranya:

Anda baru saja menerima Alumni ITS Award. Pentingkah penghargaan tersebut buat Anda?
Saya tidak tahu kriterianya. Tapi yang pasti, kalau mau memberikan award, pasti harus membuat track record alumninya. Tujuannya adalah supaya jelas pemberian penghargaan tersebut benar-benar obyektif. Jadi berdasarkan kriteria yang benar.
Kalau di tempat lain, bukan hanya penghargaan semacam ini yang diberikan. Bahkan, penerima penghargaan dipersilakan memberikan orasi ilmiah, atau malah mendapat gelar doktor honoris causa.

Jadi tujuan pemberian Alumni ITS Award?
Kita belum tahu tujuannya. Tapi minimal hal ini (pemberian penghargaan) sudah pernah dilakukan.

Lantas, apakah Alumni ITS Award tahun depan masih perlu?
Alumni ITS Award ini harus mempunyai dasar yang jelas. Tujuannya untuk apa dulu. Lalu, kalau mau memilih apanya yang dinilai. Apakah gara-gara kesuksesannya dalam meraih jabatannya, tapi bukan performanya. Atau, karena sumbangan dananya yang besar kepada ikatan alumni ha ha ha. Menurut saya, lebih baik Alumni ITS Award diberikan kepada mereka yang menemukan inovasi dan karya penelitian, atau kiprahnya teruji di tengah masyarakat. Jadi kriterianya di masa mendatang perlu dipertajam.
Tapi penghargaan ini baik untuk diteruskan, karena jangan sampai lembaga lain yang lebih dulu memberikan penghargaan kepada alumni kita, sementara kita belum memberikan apa-apa.
Pidato Pak Nuh (Muhammad Nuh, Menteri Komunikasi dan Informatika) dalam Dies Natalis ke-48 bisa menjadi salah satu pegangan untuk menentukan Alumni ITS Award berikutnya.

(Dalam pidatonya, Nuh mengungkapkan bila sivitas ITS haruslah menjadi seorang mastery society. “Masyarakat inilah yang mampu memecahkan permasalahan dengan bijak, karena mereka tahu bila mereka tahu,” katanya. Untuk membentuk karakter tersebut maka ITS haruslah mampu mengedukasi dengan baik. “Membentuk mastery society tidaklah mudah, perlu edukasi tak hanya formal namun juga emosional,” ucapnya. Ia juga berpesan agar dalam perjuangannya sivitas ITS haruslah tahan banting, dan tak kenal menyerah dalam berikhtiar. “Jangan putus asa, sebab ini adalah senjata setan yang paling ampuh.”).

Apa penilaian Anda tentang Ikatan Alumni ITS saat ini?
Mungkin guyubnya sekarang ini masih kurang. Mungkin harus ditingkatkan, sehingga antaralumni bisa saling tukar informasi, dan tukar pengalaman. Dan, bisa saling mengisi. Di Jurusan Teknik Sipil, saya dan teman-teman sudah berupaya menghidupkan komisariat jurusan, supaya ada direct dengan jurusan Teknik Sipil di ITS.

Apakah mungkin kurang guyubnya itu karena alumni ITS belum merasakan manfaatnya adanya networking?
Mungkin ya. Padahal, dalam era sekarang ini kalau kita tidak menggunakan jejaring itu, ya akan ketinggalan.

Bagaimana jejaring alumni ITS saat ini?
Kalau boleh jujur, masih jelek ya jika dibanding perguruan tinggi yang lain. Padahal jejaring sangat penting. Coba kita lihat, berapa sih alumni kita yang menjadi pengurus Persatuan Insinyur Indonesia. Padahal, organisasi ini juga penting untuk menambah jejaring. Jaringan ini juga menjadi penting dengan melihat, persaingan antarlulusan perguruan tinggi.
Misalnya, kalau Departemen Pekerjaan Umum membuka pendaftaran pegawai negeri sipil, kami itu cuma butuh 200 orang, yang daftar 6.000 orang. Betapa berat persaingannya. Coba kalau banyak alumni kita banyak yang sukses di swasta, atau jadi pengusaha. Pasti akan lebih banyak yang bisa membantu adik-adik alumni kita.

Oh ya, baru-baru ini lembaga Anda menggelar Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan Umum. Apa tujuannya?
BIDANG pelayanan pekerjaan umum, menurut UU Otonomi Daerah dan peraturan pendukungnya, harus dikerjakan bersama-sama oleh baik pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Karena menjadi urusan bersama, kami tidak ingin pelayanan bidang pekerjaan umum hanya menjadi urusan pusat saja.

Caranya adalah dengan mendorong daerah untuk bergairah menangani pelayanan di bidang pekerjaan umum. Karena itulah, Departemen Pekerjaan Umum menggelar Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan Umum. Penghargaan ini merupakan salah satu upaya agar daerah berlomba-lomba menangani bidang pekerjaan umum.

Berhasilkah upaya menggairahkan pelayanan bidang pekerjaan umum di daerah itu?
Ternyata ada teman-teman di daerah ada yang mampu mempertahankan prestasinya. Jika sudah tiga kali berturut-turut, kami beri penghargaan khusus. Ada yang baru muncul dan menang. Jadi mulai banyak yang bergairah.

Nah, Kota Surabaya, sebagai kota domisili ITS, mendapat tiga kali penghargaan untuk jasa konstruksi. Ada alasannya?
Surabaya dalam rangka membina jasa konstruksi, misalnya, pemerintahnya punya grup yang memberi advokasi terhadap pelaku jasa konstruksi . Tidak hanya wujud bangunannya, tapi juga kompetensi para mitra jasa konstruksi, ketaatan terhadap peraturan bangunan gedung, dan bagaimana mereka membina para konsultan dan kontraktornya. Jadi itu semua dinilai

(Catatan Redaksi: Kepala Dinas Tata Kota Surabaya Arif Darmansyah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Tri Rismaharini adalah alumni ITS)

Untuk kategori jalan dan jembatan, Kota Surabaya juara pertama. Memang bagus?
Apa ada jalan dan jembatan di Surabaya yang jelek? Jakarta mengapa tak dapat, karena banyak jalan yang tak beres.

Dalam kategori bangunan gedung kota metropolitan Surabaya berarti mengalahkan Jakarta juga?
Iya. Bangunan gedung ini yang dinilai bukan bagus-bagusan atau mewahnya gedung. Tapi bagaimana pembinaannya. Juga konsistensi terhadap peraturan dan perizinannya. Itu yang kami nilai. Jakarta ini kadang-kadang, bangun gedung yang bagus, baik dan mewah, tapi tidak memperhatikan kawasan pemukiman sekitarnya. Bagaimana pemerintah daerah mengarahkan swasta dalam membangun sesuai peraturan yang benar, ini yang penting.

Namun, untuk kategori sanitasi , Surabaya hanya juara kedua?
Sanitasi Surabaya yang belum beres. Menangani tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo belum beres. Mereka belum punya sistem air limbah, masih dibuang di septitank. Kali Mas yang sudah dibersihkan, tapi masih banyak masyarakat yang buang tinja di sungai dibiarkan. Jadi layak kalau belum dapat penghargaan

Bagaimana dengan kategori pengadaan air minum?
Perusahaan Air Minum Surabaya cakupannya kurang luas. Padahal, tergolong besar. Mana ada air hasil PAM Surabaya yang bisa langsung diminum? Artinya, mereka belum optimal manajemennya.

Sedangkan untuk kategori perumahan kumuh?
Banyak nggak rumah kumuh di Surabaya? Banyak kan. Surabaya ini sudah banyak kami bantu. Misalnya dengan rumah susun, tapi masyarakat yang tinggal di bantaran kali tak juga dipindahkan. Orang yang bikin rumah tinggal ilegal, juga tidak ditindak tegas. Padahal, sudah diberi contoh di Penjaringan Sari, atau Somba. Tapi tidak pernah ditiru oleh mereka. Padahal mestinya bisa dicontoh. Selama ini yang membangun rumah susun dananya masih dari pusat. Belum ada unit yang menangani rumah susun ini di Kota Surabaya. Artinya manajemennya masih lemah. Jadi ya belum bisa juara pertama.

Ada hubungannya tidak kira-kira prestasi Surabaya itu dengan alumni ITS?
Bidang layanan pekerjaan umum itu bersifat engineering. Jadi mayoritas yang bekerja di bidang ini adalah insinyur. Nah, di Surabaya, dan Jawa Timur tentu saja banyak alumni ITS yang bekerja di bidang ini. Walaupun tentu banyak alumni ITS yang juga bekerja di wilayah lain. Jadi, kalau prestasi ini dihubung-hubungkan ya terserah saja. Saya hanya menyatakan, bidang pekerjaan umum yang antara lain meliputi pembangunan jalan dan jembatan, tata kota, atau bangunan sungai, sarat dengan ilmu engineering.

Thonthowi Dj