Berita

Gempita IKA ITS Business Summit 2010

Taicing: Perpaduan entrepreneurship dengan teknologi adalah kombinasi yang sangat luar biasa. Kombinasi ini menghasilkan apa yang disebut sebagai kelompok teknokrat atau kaum industrialis yang sangat dibutuhkan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Kutipan: Boediono: Sangat bagus kalau IKA ITS mempraktekkan entrepreneurship, saya sangat mendukung.

Puluhan alumni ITS sudah tumplek blek di depan Ballroom Pasific Place, Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (23/6) pagi. Suasana tampak hangat. Yang tua, yang muda, semuanya berbaur. Mereka bercengkerama, dari sekadar menanyakan kabar hingga saling bertukar pengalaman menghadapi situasi kerja dan bisnis. Sesekali tawa lepas terdengar dari membahana salah satu sudut ruangan.

Mereka semua hadir untuk mengikuti IKA ITS Bussiness Summit 2010. Mereka rela datang pagi dan melewati tiga hingga empat kali pemeriksaan. Masuk parkiran seperti biasa kendaraan diperiksa. Memasuki lobi hotel, mereka pun harus melalui pemeriksaan. Belum lama setelah mengemasi barang-barang yang digeledah, sampailah ke pintu Ballroom.

Di sini para tamu kembali harus mengeluarkan barang-barang dari dalam tas, termasuk laptop. Para tamu yang membawa laptop diminta menyalakannya beberapa saat. Setelah dipastikan tidak membahayakan, laptop boleh dibawa masuk ruangan. “Masak harus dinyalakan? Tadi kan di bawah sudah, Pak?” kata seorang alumni ITS sedikit jengkel. Si petugas keamanan hanya tersenyum kecil sembari berkata,” Ini prosedur, Pak,” jawab petugas.

Mengapa begitu ketat? Semua lantaran Wakil Presiden Boediono akan hadir untuk membuka hajatan besar Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.

Di tengah keasyikan para alumni bereuni dan bercengkerama, tiba-tiba terdengar pengumuman dari panitia agar mereka semua segera masuk ke dalam ballroom. Saat itu waktu menunjukkan sekitar 09.30. Sambil terus bercengkerama, para alumni berangsur-angsur masuk ke dalam ballroom, dan menempati kursi-kursi yang diatur melingkari meja-meja kecil.

Kehadiran sejumlah usher yang memang disewa khusus untuk membantu kelancaran teknis Bussiness Summit 2010 rupanya juga menarik perhatian para alumni. Beberapa di antara mereka bahkan menyempatkan diri untuk berfoto rame-rame, tentu dengan para usher nan jelita sebagai kembang gambar. “Kan gak popo, wong foto rame-rame kok,” ujar seorang alumni berbadan tegap disambut tawa rekan-rekannya.

Sejenak waktu kembali dipenuhi senda gurau. Waktu serasa bergerak lamban karena Wakil Presiden Boediono yang dinantikan untuk membuka acara belum juga hadir. Beberapa alumni mulai tak sabar menginginkan acara segera dimulai. Beruntung, tak lama kemudian panitia mengumumkan Wapres Boediono sebentar lagi akan memasuki ruangan. Segera saja panitia memulai seremonial pembukaan.

Begitu Wakil Presiden masuk ballroom, hadirin diminta berdiri. Wakil Presiden Boediono memasuki ruangan dengan didampingi oleh Ketua Senat IKA ITS/Mendiknas Muhammad Nuh, Ketua Umum IKA ITS Dwi Soetjipto, Ketua SC IKA ITS Business Summit Widodo Santoso, dan Wakil Ketua Umum IKA ITS Lukman Machfoedz.

Setelah Wapres Boediono menempati tempat duduk yang disediakan, pembawa acara membacakan rangkaian acara pembukaan. Dia lalu meminta sekitar 500 alumni yang sudah berkumpul di dalam ballroom berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya. Dengan panduan tim paduan suara, para peserta dengan penuh semangat menyanyikan lagu yang mengiringi naiknya sang saka merah putih saat proklamasi Kemeredekaan itu.

Selesai lagu Indonesia Raya. Para hadirin yang alumni ITS diminta untuk berdiri lagi guna menyanyikan lagu Hymne ITS. Sedangkan para undangan yang bukan alumni, diperkenankan tetap duduk di tempat. Karena itu, Pak Boediono sempat tersenyum ketika Cak Nuh, Cak Dwi, dan Cak Lukman berdiri untuk bersiap menyanyikan hymne.

Kendati banyak alumni yang sudah lama tak menyanyikan lagu ini, toh mereka masih hafal sekali lirik syair dan lagu tersebut. “Lek Indonesia Raya mesti apal wong sering krungu. Acara TV mulai lak mesti Indonesia Raya. Coba lek Hymne ITS dadi lagu pembukaane acara TV, lak mesti tambah akeh sing apal,” ujar seorang alumni berkelakar, lagi-lagi disambut tawa rekan-rekannya begitu lagu Hymne ITS selesai dinyanyikan.

Acara pun dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh Cak Widodo. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terwujudnya kegiatan besar yang bisa menghadirkan Wapres dan lima menteri dalam satu acara.

Kemudian Cak Dwi giliran memberikan sambutan. “Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Boediono, yang sudah berkenan hadir untuk membuka kegiatan Business Summit 2010 ini,” ujar Cak Dwi mengawali sambutannya.

Cak Dwi mengatakan, Business Summit ITS ini merupakan salah satu kegiatan besar PP IKA ITS tahun ini, yang melibatkan banyak alumni. Menurut dia, dengan tema “Meningkatkan Jejaring Bisnis untuk Meningkatkan Daya Saing” IKA ITS Business Summit 2010 memiliki tujuan yang sangat jelas, yaitu memperkuat ikatan di antara para alumni, lebih konkretnya dalam bidang bisnis.

Cak Dwi mengungkapkan, sampai saat ini ITS telah memiliki kitar 65 ribu alumni yang tersebar di dalam dan luar negeri dan aktif di berbagai bidang profesi. Potensi besar tersebut merupakan aset bangsa untuk ikut berperan dalam percaturan ekonomi global. Sangat disayangkan bila “energi” yang dahsyat ini dibiarkan menguap tanpa termanfaatkan, lebih-lebih bagi kepentingan bangsa Indonesia.

“PP IKA ITS periode 2007-2011 melalui berbagai program terus berupaya mengelola potensi alumni ITS yang sangat besar tersebut. Acara ini kami hadirkan sebagai jembatan komunikasi antara para alumni ITS dan pemerintah. Ini sekaligus bermaksud mendorong pelaku usaha dalam negeri untuk bekerja sama dengan pakar teknologi untuk meningkatkan daya saing produk domestik di pasar dunia,” kata Cak Dwi disambut tepuk tangan para hadirin.

Berikutnya, Cak Dwi banyak menyebutkan berbagai agenda penting yang dilaksanakan PP IKA ITS sejak kepengurusan di bawah kepemimpinannya dilantik pada 2007. Di antara langkah tersebut adalah konsolidasi dan rencana strategis IKA ITS setiap tahunnya. Sementara kegiatan yang dilaksanakan di antaranya penerbitan media informasi berupa Majalah It’s ITS, newsletter dan website www.alumniits.com dalam edisi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Sambutan tak lebih dari 15 menit itu pun diakhiri Cak Dwi dengan salam. Setelah itu, panitia mempersilakan Wapres Boediono naik ke atas podium. “Saya sangat mengapresiasi acara ini dan saya bangga bisa hadir membuka acara ini,” ujar Wapres Boediono membuka kata sambutan yang segera dijawab dengan aplaus panjang dari para hadirin.

Menurut Wapres Boediono, kegiatan seperti Business Summit yang digagas PP IKA ITS sangat penting untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship di kalangan ahli teknologi, seperti sudah melekat pada para alumni ITS. Wapres pun membandingkan apa yang terjadi di luar negeri dan kondisi terkini Indonesia.

Menurut Wapres Boediono, di sejumlah negara, terdapat hubungan yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme antara kaum pebisnis (entrepreneur) dengan kampus berbasis teknologi. Sayang ini belum dia lihat di Indonesia. “Itu yang membuat pertumbuhan entrepreneur Indonesia yang menguasai teknologi sangat sedikit,” kata Boediono.

Di berbagai negara, ujar Boediono, yang menggerakkan bisnis adalah sumber daya manusia (SDM). Dengan SDM yang menguasai teknologi dan memiliki jiwa entrepreneur, perekonomian sebuah negara semakin cepat berkembang. “Kami berharap universitas bisa membantu alumninya demi daya saing kita ke depan,” kata Boediono.

Untuk menjadi seorang entreprenuer yang andal, seorang terlebih dulu menyelami semangat entrepeneur. Semangat entrepreneurship, menurut Wapres, sejatinya adalah semangat berani mengambil risiko dalam mencapai tujuan usaha. Risiko dalam bisnis hanya ada dua, kalau tidak untung ya rugi.

Dia yakin, bila semangat entrepreneurship tumbuh di kalangan alumni ITS, hal itu akan menghasilkan “energi” yang luar biasa bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. “Perpaduan entrepreneurship dengan teknologi adalah kombinasi yang sangat luar biasa. Di dunia kita, kombinasi ini menghasilkan apa yang disebut sebagai kelompok teknokrat atau kaum industrialis yang sangat dibutuhkan berbagai negara, termasuk Indonesia. Sangat bagus kalau IKA ITS mempraktekkan entrepreneurship, saya sangat mendukung,” kata Wapres Boediono yang sekali lagi disambut aplaus para peserta.

Di penghujung sambutannya, Boediono, menitipkan pesan dan saran agar entrepreneurship masuk dalam materi kurikulum pendidikan, sejak pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi. “Saya sarankan, masukkan materi entrepreneurship dalam kurikulum pendidikan. Pendidiknya pun, guru atau dosen harus orang memahami dan memiliki jiwa entrepreneur. Makanya praktisi akan lebih baik,” ujar Wapres segera menutup kata sambutan.

Sebelum Wapres Boediono turun dari atas panggung, panitia menyerahkan pemukul gong yang telah disiapkan. Cak Nuh dan Cak Dwi, Boediono memukul gong sebagai tanda dibukanya IKA ITS Business Summit 2010.

Mubibuddin Kamali/Thonthowi Dj