Kiprah AlumniProfil

Dwi Soetjipto

Dwi Soetjipto meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen Kekhususan Manajemen Stratejik dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2009. Sebelumnya,ia juga telah menyandang gelar Magister Manajemen dari Universitas Andalas Padang pada tahun 2002, dan gelar Insinyur dari Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya pada tahun 1980 dengan predikat sebagai mahasiswa teladan.

Dwi Soetjipto merintis karirnya sebagai karyawan di PT Semen Padang di tahun 1981. Berkat semangat tinggi, kerja keras, dan teamwork yang baik, ia diangkat sebagai Direktur Litbang pada tahun 1995. Selama menjabat sebagai Direktur Litbang, Dwi Soetjipto menghasilkan berbagai inovasi antara lain sistem pengembangan personil berjenjang dan berkelanjutan serta pengembangan kemampuan perusahaan di bidang R&D dan engineering. 12 Mei 2003, Dwi Soetjipto mendapatkan amanah untuk memimpin Semen Padang. Ketika itu, situasi sedang sangat sulit. Semen Padang menolak rencana pemerintah untuk digabungkan dengan Semen Gresik. Jabatan baru di Semen Padang tidak dilakoni dengan mulus. Dwi bersama jajaran direksi baru bahkan harus berkantor di Hotel Pangeran, di pusat Kota Padang. Ini dikarenakan Serikat Pekerja Semen Padang memblokade akses pintu, sebagai bagian dari aksi penolakan atas jajaran direksi baru. Namun berkat kepiawaiannya dalam diplomasi menggunakan jalur seni dan olahraga (selain melalui jalur hukum), Dwi Soetjipto berhasil menyelesaikan konflik antara Semen Padang dengan holding perusahaan serta melakukan re-alignment bisnis perusahaan.

Sebagai penghargaan atas keberhasilannya memimpin dan menyelesaikan konflik di PT Semen Padang, ia kemudian didaulat sebagai Direktur Utama di perusahaan induk, yaitu PT Semen Gresik. Dimana waktu itu PT Semen Gresik masih menjadi induk yang membawahi PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Semasa menjadi dirut PT Semen Gresik, ia dianggap sukses dalam membawa BUMN tersebut besar dan sejajar dengan BUMN sekelas Pertamina dan PLN. Di bawah kepemimpinannya, Dwi berhasil meningkatkan kapasitas produksi Semen Gresik menjadi 26 juta ton per tahun. Peningkatan tersebut berhasil mengalahkan produksi Siam Cement yang sebesar 23 juta ton yang selama ini terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, sepak terjang beliau di PT Semen Gresik juga berbuah penghargaan pemerintah berupa Satya Lencana Pembangunan di bidang pembinaan koperasi usaha kecil dan menengah (UKM). Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) saat ini tercatat menjadi koperasi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah anggota 6.000 orang, dan mencatat total penjualan Rp1,4 triliun

Prestasi Dwi Soetjipto yang paling dikenang di bidang persemenan Indonesia adalah ketika beliau berhasil memimpin transformasi Semen Gresik menjadi Semen Indonesia sebagai strategic holding dan go international. Di bawah kepemimpinannya, PT Semen Indonesia menyatukan Semen PadangSemen Gresik, dan Semen Tonasa. Melalui kerja visionernya untuk memperluas operasi BUMN Indonesia di Asia, PT Semen Indonesia sudah membuka pabrik di negara Vietnam.

Dwi Soetjipto adalah eksekutif pertama sepanjang sejarah yang membawa BUMN Indonesia menjadi perusahaan multinasional. Menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan, Soetjipto membawa transformasi PT Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang berstatus multinasional (multinational state-owned company) setelah pembelian pabrik Thang Long di Hanoi Vietnam.

Pada 28 November 2014, Presiden Joko Widodo memilih Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Ia menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri. Diantara kebijakan yang telah dilakukan selama menjabat sebagai Dirut Pertamina adalah pada 13 Mei 2015, Dwi Soetjipto mengumumkan pembubaran salah satu anak usaha Pertamina yang merugikan, Petral (Pertamina Energy Trading). Selain itu, ia juga mengeluarkan produk Pertalite untuk menambah daya saing produk di level hilir. Belum setahun setelah dilantik, Oktober 2015, Pertamina dianugerahi Best Downstream Service & Solutions Company dan Soetjipto dianugerahi Asia Best CEO dalam Oil and Gas Awards 2015 oleh majalah internasional World Finance.

Saat ini Dwi Soetjipto tengah mengemban tugas sebagai Kepala SKK Migas sejak Desember 2018. Pada tahun 2019 tercatat capaian dalam peningkatan kinerja hulu migas nasional antara lain realisasi investasi hulu migas smester 1 2019 meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Persetujuan POD Blok Masela tidak hanya mengakhiri 20 tahun lebih tidak terkelolanya blok raksasa tersebut, tetapi juga meningkatkan Reserve replacement Ratio (RRR) menjadi 300%, serta giant discovery Blok Saka Kemang dengan cadangan 2,2 TCF atau penemuan terbesar ke-5 di dunia tahun 2019.

Selain hebat memimpin korporasi besar, Dwi Soetjipto tercatat sebagai salah satu pendekar silat dari perguruan Perisai Diri, bahkan saat ini menjabat sebagai Ketua Umumnya. Beliau telah menekuni olahraga ini sejak duduk di bangku SMP yang diakuinya telah membentuk fighting spiritnya sejak kecil. Dari ilmu silat, Dwi Soetjipto mempelajari sejumlah filosofi yang bisa diterapkan dalam mengelola perusahaan, yaitu sabar, syukur, mengubah kelemahan menjadi kelebihan, dan selalu menantang diri sendiri untuk mencapai hal-hal yang menjadi target. Dwi Soetjipto lama berkarir di tanah Minang sejak menjadi karyawan PT Semen Padang tahun 1981 sampai selesai menjadi Direktur Utama PT Semen Padang 2015. Kiprah Dwi Soetjipto dalam membangun tanah minang diakui oleh berbagai pihak, dan bahkan saat ini beliau masih mengajar di Program Pascasarjana Universitas Andalas dan menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Universitas Negeri Padang. Pada tahun 2015 Dwi Soetjipto dianugerahi gelar sangsako adat Tuanku Besar Tumenggung Diraja oleh Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Minangkabau Pagaruyung Darul Qorror, Sultan Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam. Dalam aktivitas di Ikatan Alumni ITS (IKA ITS), Dwi Soetjipto yang akrab dipanggil Cak DS dalam komunitas Alumni ITS adalah satu-satunya alumni yang terpilih menjadi Ketua Umum PP IKA ITS sebanyak dua (2) kali yaitu pada Kongres tahun 2007 di Surabaya untuk periode kepengurusan 2007-2011 dan tahun 2015 untuk periode kepengurusan 2019-2019.