Kiprah AlumniProfil

Acmad Supi’i, ST

Acmad Supi’i, ST menempuh pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Achmad merupakan owner dan CEO dari Achmad & Associates Group yang memiliki karyawan sebanyak 78 karyawan, angka yang terbilang banyak sebagai perusahaan konsultan. Seiring waktu, Achmad & Associates Group berkembang menjadi salah satu perusahaan jasa konsultan yang bergerak di bidang penyedia jasa lingkungan dan berkantor pusat di Kota Surabaya – Jawa Timur. Menyediakan jasa layanan penyusunan dokumen AMDAL, UKL-UPL, DELH/DPLH, Audit Lingkungan, Study Kelayakan, dan beragam aplikasi Sistem Manajemen (ISO, SNI, OHSAS, dll).

Berdiri sejak tahun 2007, CV Achmad & Associates tumbuh menjadi perusahaan jasa konsultan bidang lingkungan yang dikenal memiliki integritas, berdedikasi dan concern pada konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.

Seiring perkembangan perusahaan, pada 18 April 2012 CV Achmad & Associates resmi berganti nama menjadi PT Mitra Hijau Indonesia, yang bernaung dibawah Achmad & Associates Group. PT Mitra Hijau Indonesia juga merupakan salah satu Lembaga Penyedia Jasa Penyusunan (LPJP) AMDAL yang secara resmi teregistrasi di dalam database Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dengan nomor registrasi 0036/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH.

Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, PT Mitra Hijau Indonesia selalu mengedepankan konsep Triple Bottom Line yang mengharmonisasikan antara Profit (keuntungan secara ekonomi), Planet (dampak terhadap lingkungan), dan People (dampak sosial terhadap manusia).

Kisah perjalanan hidup Achmad Supi’i sebelum memiliki perusahaan sendiri, beliau pernah bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan dan sampai pada bagian Staff Engineer. Keadaan lah yang memaksa ia untuk keluar dan meniti perusahaan sendiri. Menurutnya, Bekerja di perusahaan memiliki penghasilan yang linier atau stabil sedangkan dunia entrepreneur memiliki penghasilan yang tidak linier.

Menurut Achmad keadaan awal bagi pemula yang masuk dunia entrepreneur adalah keraguan untuk memulai, keraguan akan pendapatan, dan keraguan akan gagal serta tidak ada modal dan terakhir bingung memilih bidang entrepreneur

Ia juga menambahkan bahwa dasar-dasar tersebut sudah pernah didapatkan ketika kuliah. Bagi pebisnis, keberanian merupakan hal yang wajib sebab biasanya pebisnis merupakan orang-orang yang berani dan aneh (dalam arti baik).

Keadaan awal haruslah direspon baik bagi entrepreneur muda. Achmad meyakinkan bahwa sebagai entrepreneur, harus berani menghilangkan rasa ragu dan meninggalkan pekerjaan yang lain agar lebih fokus. Masalah selanjutnya yakni tentang permodalan. Modal dapat dicari dengan persiapan yang matang. Achmad bercerita bahwa sebelum membuka perusahaan sendiri, ia bekerja sebagai freelance dalam proyek-proyek teman kampusnya. Membangun relasi adalah penopang utamanya. Sehingga dalam waktu satu tahun ia mampu mengumpulkan modal.

Achmad menambahkan bahwa mimpi dan kemampuan adalah dasar wirausaha. Mimpi merupakan impian dan pemicu usaha, sedangkan kemampuan adalah pendorong dan nilai tambah calon entrepreneur muda. Dalam sebuah ungkapan, “pinter boleh, cerdas juga penting” maka carilah peluang-peluang usaha di bidang Teknik Lingkungan yang tidak disentuh orang dan jarang bagi lulusan teknik terutama Teknik Lingkungan. Secara umum, wirausaha di bidang Teknik Lingkungan berupa Training Centre, Social Preneur, Kontraktor/Vendor, Suplier, Laboratorium, dan Konsultan. Achmad Supi’I berpesan agar cerdaslah membaca peluang. “Sebagai calon entrepereneur haruslah memiliki tekat, berani menentukan pilihan, dan terus belajar. Pendidikan itu penting sebagai bekal, namun pengalaman di lapangan juga penting, maka carilah pengalaman selain hanya belajar teori”, pungkasnya.