Jendela Kesehatan

Penyakit Diabetes di Indonesia Bakal Meledak di 2030

Yogyakarta, Perubahan gaya hidup masyarakat mengakibatkan pola makan berubah tapi kurang olahraga. Jangan heran jika 20 tahun lagi atau 2030 Indonesia akan mengalami ledakan penderita Diabetes Miletus (DM).

Saat ini Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar itu masuk 5 besar negara dengan penderita DM yang terbanyak. Negera urutan pertama penderita DM adalah India, kedua China, ketiga Amerika Serikat (AS) dan keempat Indonesia. Oleh karena harus ada upaya mulai sekarang agar jumlah penderita semakin bertambah.

Hal itu diungkapkan dr Agus Widiyatmoko, SpPD, MSc, Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam seminar Diabetes dan Kebutaan yang
diselenggarakan Asri Medical Center (AMC) di gedung AMC di Jalan HOS Cokroaminoto, Yogyakarta, Sabtu (29/5/2010).

“Bila tidak dicegah jumlahnya akan meningkat 3 kali lipat dari sekarang. Sedang negara-negara lain jumlahnya hanya meningkat 2 kali lipat karena sudah mulai melakukan pencegahan,” kata Agus.

Peningkatan itu diprediksi akibat penduduk Indonesia yang semakin makmur dan perubahan gaya hidup. Perubahan itu mengakibatkan pula berubahnya pola makan penduduk. “Itu salah satu penyebabnya. Banyak mengonsumsi makan tapi
kurang aktifitas olahraga,” katanya.

Agus mengatakan penderita DB itu ibaratnya kontrak sakit seumur hidup. Dengan demikian upaya yang bisa dilakukan adalah mampu mengontrolnya dan hidup sehat dengan DB. Selain itu DB juga bisa menimbulkan komplikasi penyakit lainnya seperti saraf, ginjal hingga kebutaan.

“Karena itu bila ada penderita DB harus dihentikan agar jangan sampai komplikasi misalnya terjadi kebutaan seperti kasus penyanyi keroncong Mus Mulyadi,” katanya

Cara yang dilakukan lanjut Agus, adalah melakukan edukasi kepada masyarakat agar jangan salah persepsi terhadap DB terutama berkaitan dengan obat untuk penderita.

Selanjutnya melakukan diet atau mengatur pola makan, baik jumlah makanan yang harus dimakan setiap hari, jenis makanan yang dimakan dan waktu makan.

“Makan 3 kali sehari itu perlu karena tubuh perlu kalori tapi harus diatur. Ini yang kadang-kadang susah dilakukan dengan tepat oleh semua penderita,” katanya.

Dia mengatakan olahraga rutin dua atau tiga kali sehari juga mampu mencegah. Olahraga mampu menurunkan kadar gula darah sekitar 10-15 persen. Olahraga yang disarankan adalah bukan olahraga dengan intensitas tinggi untuk membakar kalori, tapi efek yang ditimbulkan setelah olahraga.

“Idealnya 30 menit hingga 45 menit pada pagi hari sudah cukup atau dengan senam DB yang khusus diadakan bagi penderita,” pungkasnya.