Berita

Teknologi Radar Maritim Dikembangkan


SERPONG, alumniITS.com – Komitmen pengembangan teknologi radar Maritim dilakukan secara serius oleh BPPT yang ditandai penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia. Penandatanganan PKS mengenai Pengembangan Teknologi ini dilakukan Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Hammam Riza dan Direktur Utama PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia, Andrian Andaya Lestari.

“Kerjasama ini merupakan terobosan bagi kita dalam upaya melaksanakan pengkajian dan seluruh rantai nilai pengembangan radar mulai dari riset hingga operasionalnya. Seiring pencapaian misi BPPT yaitu selain meningkatkan perekayasaan teknologi untuk pelayanan publik juga meningkatkan daya saing industri dan mencapai kemandirian bangsa terutama dalam bidang radar,” ungkap Hammam di Serpong, Senin (17/6).

Kerjasama ini, lanjut dia, dinilai strategis mengingat adanya keinginan kuat dari BPPT untuk tetap berkiprah dalam pengembangan radar. “Secara portofolio, pengembangan radar merupakan salah satu kompetensi yang dimiliki PTIK,” tegasnya.

Teknologi merupakan suatu keniscayaan dalam semua aspek pembangunan. Karena itu penguasaan teknologi bagi suatu bangsa menjadi suatu keharusan. Kerjasama antara pemerintah dan industri merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan kemampuan dan kompetensi sebagai bangsa yang mandiri dalam menggunakan teknologi di berbagai aspek.

Dirut PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia juga menekankan pentingnya kerjasama tersebut sebagai momentum perkembangan teknologi radar nasional. Latar belakang kerjasama sendiri dari adanya program rancang bangun sistem radar pulse compression untuk aplikasi maritime surveillance. Pelaksana program tersebut terdiri dari PTIK, PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia serta PT Dua Empat Tujuh.

Sejarah berdirinya PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia tidak terlepas dari adanya kerjasama penelitian dan pengembangan antara International Research Centre for Telecommunication and Radar (IRCTR) dan TU DELFT Belanda dengan institusi dan universitas di Indonesia pada 2003 silam.

Tidak lama berselang pada 2011, IRCTR yang telah membangun branch di ITB Bandung berubah menjadi litbang yang independen yaitu IRCT Indonesia. Dalam masa transisi kepindahan tersebut, IRCTR Indonesia menjadi divisi R & D di PT Dua Empat Tujuh selama tahun 2011-2012.

“Tahun 2012, IRCTR Indonesia resmi menjadi lembaga litbang independen yang diwadahi secara kelembagaan dalam PT Telekomunikasi dan Radar Indonesia,” ungkap Andrian.

Kerjasama yang akan dilakukan kali ini menurut Andrian adalah mengenai pengembangan sistem radar pulse compression. “Diharapkan prototipenya akan selesai pada 2014 mendatang dan dapat segera dikomersialkan secara industri sebagai hasil karya anak bangsa,” tegasnya.

“Harapannya dengan adanya kerjasama ini dapat menghasilkan teknologi maupun produk yang betul-betul dapat menjadi produk unggulan tidak hanya di tingkat nasional tapi juga regional,” sambungnya. ([email protected])