Berita

Teknologi Hyperspectral Dorong Ketahanan Pangan

JAKARTA, alumniITS:
Teknologi hyperspectral di bidang pertanian dapat menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Selain bisa memetakan potensi prediksi produksi di suatu lahan, teknologi ini juga bisa melihat penyakit tanaman dan kerusakan karena angin, banjir atau bencana tertentu.

Teknologi berbasis satelit ini saat ini baru diterapkan untuk melihat produktivitas padi. Nantinya seluruh tanaman pangan bisa dipetakan melalui teknologi ini.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Pertanian dan Japan Space Systems membangun kerja sama hyperspectral remote sensing teknologi untuk mendorong ketahanan dan diversifikasi pangan.

Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Listyani Wijayanti mengatakan teknologi hyperspectral tidak hanya melihat produktivitas di lahan tertentu tetapi juga melihat penyakit tanaman.

“Sejauh ini teknologi ini baru untuk produktivitas padi. Arahnya ke semua tanaman pangan. Misalnya sagu di Papua, harus juga kembali dikembangkan,” katanya disela workshop hyperspectral di BPPT, Jakarta, Rabu (7/11).

Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Muhammad Sadly mengungkapkan kerja sama dengan Jepang hanya untuk mengoptimalisasi penggunaan satelit operasional, karena di Indonesia baru memiliki satelit eksperimental. Teknologi ini sesungguhnya sudah diterapkan tahun 2012 di wilayah Jawa. Rencananya setelah perangkat informasi teknologi terpenuhi akan dioperasionalkan hingga tingkat nasional seperti Sulawesi dan Kalimantan.

“Modelnya sudah siap, hanya saja perlu sarana, prasarana dan sistem infrastruktur. Model prediksi ini baru diimplementasikan di Jawa Barat dengan mengklarifikasi masa pertumbuhan, umur padi dan lainnya dengan objek yang lebih detail,” ungkapnya seperti diunduh laman SP.com.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Haryono menjelaskan teknologi hyperspectral merupakan bagian dari remote sensing akan menghasilkan data lebih sensitif dan akurat.

Teknologi ini lanjutnya dapat melihat masa tanam, masa panen dan kerusakan tanaman. Dalam jangka panjang teknologi ini dapat menekan impor pangan. (endy – [email protected])