Berita

Rupiah Masih Belum Bergairah


JAKARTA, alumniITS:
Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (22/11/2012) diprediksi melemah seiring rilis data manufaktur China, AS dan Eropa.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, fokus pasar hari ini lebih pada data manufaktur global yang angkanya sudah diprediksi jadi sentimen negatif bagi rupiah dan jadi pendongrak dolar AS. “Karena itu, rupiah masih akan
cenderung melemah dalam kisaran 9.630 hingga 9.645 per dolar AS,” katanya di Jakarta, Kamis (22/11).

Semalam, lanjut Firman, pasar sudah mendapatkan serangkaian data ekonomi AS. AS merilis data PMI Manufakturing Index dan klaim pengangguran. Angka manufaktur AS sudah diprediksi naik jadi 51,2 dari sebelumnya 51.

Pada saat yang sama, klaim pengangguran AS sudah diprediksi berkurang jadi 415 ribu dari publikasi sebelumnya 439 ribu. “Karena itu, data AS seharusnya positif bagi dolar AS dan jadi tekanan negatif bagi rupiah. Apalagi, dengan nasib bailout Yunani yang masih terkatung-katung,” ujar dia.

Pagi ini, lanjutnya, akan dirilis data manufaktur China versi HSBC yang kemungkinan masih menegaskan perlambatan ekonomi China. Sebab, angka manufaktur China sudah diprediksi masih di bawah level ekspansi 50 dari publikasi sebelumnya 49,5.

Nanti sore, akan dirilis data manufaktur dari Perancis, Jerman dan zona euro secara keseluruhan. “Data-data tersebut akan menegaskan resesi di zona Euro setelah rilis pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut,” ungkap dia.

Indeks Manufaktur Perancis diprediksi berada di level 44,1 dari publikasi sebelumnya 43,7. “Meski membaik, manufaktur Perancis masih di bawah level ekspansi 50. Kenaikan tersebut, juga tidak begitu signifikan,” timpal Firman seperti dilansir inilah.com

Sementara itu, lanjutnya, indeks manufaktur Jerman sudah diprediksi di level 45,9 dari publikasi sebelumnya 46. “Untuk zona Euro diprediksi di level 45 dari sebelumnya 45,4,” papar dia.

Pasar juga akan fokus pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Kamis-Jumat ini. Pasar akan melihat belum adanya kesepakatan di antara negara-negara Uni Eropa terhadap anggaran Uni Eropa.

“Sebab, sejauh ini, banyak negara yang mengancam akan melakukan veto, jika anggaran Uni Eropa tidak mengakomodasi kepentingan negaranya seperti Inggris, Italia, Perancis dan Austria. Karena itu, agenda KTT hari ini akan berantakan dan jadi sentimen negatif bagi euro,” imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (21/11/2012) ditutup melemah 10 poin (0,10%) ke posisi 9.640/9.645. (endy – [email protected])