Berita

Rentan Krisis, Bank Waspada Salurkan Kredit Manufaktur

Jakarta, alumniits:

Industri manufaktur dinilai kalangan perbankan sangat rentan terhadap krisis. Karena itu, hingga kini penyaluran kredit kredit untuk industri manufaktur mengalami penurunan yang tajam.

Secara nasional pemberian kredit untuk industri manufaktur mengalami penurunan yang sangat tajam dari 34 persen tahun lalu menjadi 16 persen tahun ini.

Kewaspadaan bank dalam pemberian kredit ini juga semakin tinggi jika melihat data tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) untuk industri manufaktur tak bergerak di kisaran 2,2 persen.

“Industri ini sangat rentan dan berisiko sehingga membuat kami sangat hati-hati, waspada untuk memberikan kredit,” papar Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti pada diskusi Bank Dunia di gedung Graha Niaga Jakarta, Rabu (10/10).

Destry menambahkan, terdapat beberapa klasifikasi yang harus dipenuhi oleh pengusaha sebelum mendapat kredit. Bank akan melihat berdasarkan empat aspek, yaitu sisi permintaan, apakah masih cukup tinggi; sisi pasokan dan persaingan dengan para kompetitor; margin biaya dan keuntungan; serta sejarah perusahaan.

Ia mengatakan bank juga akan melihat faktor kerentanan industri tersebut dengan krisis yang terjadi saat ini. “Bank akan menjadi lebih waspada pada industri yang sangat dapat dipengaruhi faktor eksternal, seperti usahanya lebih berorientasi ekspor ke negara-negara krisis atau banyak mengimpor bahan baku.”

Salah satunya adalah industri tekstil dan garmen. Industri tekstil banyak membutuhkan bahan baku impor. Belum lagi mereka harus bersaing dengan produk industri dari Cina. Sedangkan garmen, hasil produksinya banyak diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika yang notabene masih belum pulih dari krisis ekonomi. (ndy)