Berita

Produsen Semen Nasional Didesak Tingkatkan Produksi

JAKARTA, alumniITS:

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mendesak produsen semen dalam negeri segera meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan nasional. Selama tahun 2012, kapasitas produksi semen domestik sebanyak 60 juta ton  masih cukup untuk kebutuhan nasional yang mencapai 53 juta ton.

“Tingkat rasio utilitas produksi semen nasional yang sudah mencapai 87 persen, menunjukkan kapasitas produksi semen nasional harus segera dikembangkan dengan meningkatkan produksi,” ucap Djoko Kirmanto pada Indocement Awards 2012 di Jakarta pada Rabu (10/10) malam.

Menteri menilai kebutuhan semen nasional akan terus meningkat seiring upaya pembangunan Pemerintah untuk mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada 2010, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6 persen, pada 2014 Pemerintah menargetkan pertumbuhan menjadi 7 – 7,7 persen.

“Untuk mendukung keinginan tersebut, kebutuhan dana infrastruktur sebesar 5 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto-red) Indonesia,” ungkapnya.

Tahun 2012, Kementerian PU memiliki alokasi dana senilai Rp 62 triliun yang digunakan antara lain untuk jalan dan jembatan, infrastruktur air minum dan sanitasi serta infrastruktur sumber daya air. Besarnya alokasi dana pembangunan infrastruktur tentunya memerlukan ketersediaan sumber daya konstruksi yang memadai termasuk pasokan semen.

“Dengan alasan tersebut, menjadi penting adanya untuk kita semua menjaga dan mengamankan rantai pasokan semen dalam negeri,” ucap Menteri PU.

Ketersediaan dan keamanan rantai pasokan semen juga perlu dilakukan untuk daerah timur Indonesia. Hal tersebut mengingat Pemerintah juga sedang giat membangun kawasan tersebut. “Anggaran untuk timur Indonesia, juga terus ditingkatkan oleh Pemerintah, sekarang bahkan proporsinya hampir 50 persen 50 persen dengan kawasan barat,” ungkapnya.

Penggunaan semen perkapita di Indonesia masih lebih rendah dibanding tiga negara tetangganya di Asia Tenggara yaitu Thailand, Vietnam dan Malaysia. Pada 2008, rata-rata konsumsi semen ketiga negara tersebut mencapai 420 kilogram per tahun, sedangkan di Indonesia untuk periode yang sama konsumsi perkapitasnya hanya 152 kilogram. (ndy)