Berita

Perubahan Suhu Bumi Pengaruhi Populasi Biota Laut

CALIFORNIA , alumniITS:
Efek global warming, mengakibatkan suhu bumi meningkat. Juga berpengaruh terhadap suhu laut yang semakin meninggi. Bahkan air laut kian menghangat, hal ini bisa memengaruhi distribusi populasi biota laut, termasuk phytoplankton. Phytoplankton adalah organisme kecil yang bisa mempengaruhi terjadinya perubahan iklim.

Dalam jurnal Science Express yang dilansir NSF, Jumat (02/11) hasil penelitian menunjukkan akhir  abad ke-21, laut yang terus menghangat akan menyebakan populasi mikroorganisme ini, semakin berkembang di dekat kutub. Namun populasinya justru menyusut di perairan khatulistiwa.

“Pada lautan tropis, kami memprediksi ada penurunan keanekaragaman sebesar 40 persen, yakni jumlah phytoplankton,” ujar peneliti dari Michigan State University (MSU), Mridul Thomas.

Thomas mengatakan, bila suhu laut terus meningkat, ada penurunan secara signifikan pada keanekaragaman phytoplankton di perairan tropis.  Penelitian ini merupakan kontribusi penting untuk memprediksi struktur produktivitas dan komunitas plankton di dalam laut masa depan.

“Penelitian ini membahas bagaimana spesies phytoplankton dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Pertanyaan yang sangat sulit ialah, apakah biota laut ini bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan,” terang Program Director dari National Science Foundation (NSF) Division of Ocean Sciences, David Garrison.

Wikipedia menerangkan, phytoplankton merupakan komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari serta kimia.

Phytoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan fotosintesis. Sehingga, mereka harus berada pada bagian permukaan (disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, biota laut ini menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer bumi.

Bisa dibayangkan apabila populasi phytoplankton semakin menyusut di daerah tropis. Maka, mikroorganisme ini akan dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem atau perubahan iklim, lantaran kurangnya oksigen di atmosfer bumi.
 (endy – [email protected])