Berita

Neraca Perdagangan AS Lemahkan Nilai Tukar Rupiah

JAKARTA, alumniITS.com – Pergerakan nilai tukar Rupiah gagal bertahan di posisi positif, setelah pelaku pasar merespons negatif rilis neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) yang defisit.

Hal ini disampaikan Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada dalam ulasannya, Jumat (7/6/2013). “Nilai Rupiah mengalami penurunan kembali, setelah pasar merespons negatif rilis perdagangan balance AS yang defisit karena tingginya impor setelah dipersepsikan adanya kenaikan permintaan terhadap barang-barang konsumer dan peralatan bisnis,” ujar dia.

Dia mengungkapkan, akibat dari itu juga menandakan pertumbuhan ekonomi sedang berjalan, sehingga memunculkan kembali spekulasi terhadap pengurangan stimulus dari The Fed.

Di sisi lain, belum adanya kejelasan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), imbas rilis defisit neraca perdagangan Indonesia yang mencapai sebesar US$ 1,61 miliar karena penurunan ekspor dan imbas pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena aksi jual asing menambah sentimen negatif terhadap rupiah. “Hal itulah yang membuat nilai Rupiah masih di zona melemah pada mata uang dolar Amerika,” jelasnya.

Sebelumnya, pergerakan nilai tukar Rupiah berhasil rebound terimbas penguatan Yuan setelah People Bank of China (PboC) berencana menguatkan referensi nilai tukarnya dan tidak berencana dengan sengaja melemahkan nilai tukar untuk meningkatkan daya saing terhadap mata uang lainnya. ([email protected])