Berita

Lemah Struktur Industri di Indonesia

JAKARTA, alumniITS – Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai, struktur industri Indonesia dinilai lemah. Sebab, setiap pertumbuhan ekonomi Indonesia naik, juga diikuti kenaikan impor, khususnya barang modal.

“Bayangkan setiap bulan bisa ada impor pesawat sekitar 5-6 pesawat. Dalam 5-6 tahun terakhir, struktur industri Indonesia tidak berkembang,” kata Darmin saat Dialog Ekonomi dan Politik Indonesia Menuju 2014 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (25/2) malam.

Jika hal tersebut berlangsung terus, khususnya dalam 10-15 tahun ke depan, BI memproyeksikan tidak ada pertumbuhan industri yang berarti. Sebab, kondisi tersebut akan mengganggu keseimbangan perekonomian eksternal.

Darmin juga menilai, ketidakseimbangan pertumbuhan perekonomian Indonesia ini tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi eksternal (baik regional maupun global), tetapi juga dari sisi internal dalam negeri sendiri. Kondisi ini terbukti dari struktur industri di dalam negeri yang dinilai lemah.

Namun, Darmin tetap membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2012. Walau pertumbuhan ekonominya meleset dari target, Darmin menganggap bahwa perekonomian dalam negeri masih bertahan.

“Dalam survei majalah internasional disebutkan, perekonomian Indonesia ini bukanlah tertinggi di dunia, tapi yang paling stabil. Ini bukti bahwa perekonomian kita stabil menghadapi serangan guncangan ekonomi,” lanjutnya.

Darmin mengingatkan, saat ini perekonomian Indonesia didukung oleh daya konsumsi rumah tangga yang mencapai 6 persen per tahun. Hal tersebut adalah masa keemasan di dalam negeri. “Kita memang sedang dalam periode golden age. Tinggal kita bisa memanfaatkannya atau tidak,” katanya. ([email protected])