Berita

Kurs Rupiah Melemah, Pasar Waspadai Jurang Fiskal AS

JAKARTA, alumniITS:

Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (11/10) diprediksi datar cenderung melemah. Pasar fokus pada pertemuan G7 yang bakal mendengungkan pelonggaran moneter di tengah ancaman jurang fiskal AS.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, kecenderungan datarnya pergerakan rupiah hari ini seiring variatifnya sentimen yang akan mewarnai pasar Kamis ini. Di satu sisi, kata dia, pasar fokus pada pertemuan G7 di Tokyo yang berbarengan dengan pertemuan International Monetary Fund (IMF). Pertemuan G7 akan fokus pada seruan untuk menjaga kebijakan moneter longgar demi menopang pemulihan ekonomi dunia.

Sebab, tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain kebijakan moneter longgar itu. “Sebab, dari sisi fiskal sedang diupayakan untuk diperketat di tengah kebijakan austerity di Eropa dan juga ancaman jurang fiskal AS di akhir 2012,” katanya di Jakarta, Kamis (11/10).

Akhir 2012, lanjut Firman, AS akan menghadapi pemangkasan belanja negara senilai US$500 miliar atau 1/4 dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya. “Pemangkasan ini merupakan kombinasi dari berakhirnya program insentif pajak, subsidi dan anggaran belanja lainnya sehingga ada kontraksi fiskal sebesar itu di akhir tahun,” ujarnya.

Akibatnya, pasar melihat adanya bahaya fiskal di AS pascapemilu presiden pada November 2012. Karena itu, Presiden Baru AS yang baru harus memberikan solusi terhadap masalah jurang fiskal yang akan dihadapi AS jelang pergantian tahun.

Meski begitu, Firman menggarisbawahi, sentimen di awal sesi cukup variatif. Sebab, semalam dirilis Fed Beige Book yang sudah diprediksi akan menegaskan suramnya outlook ekonomi AS dalam jangka pendek sehingga jadi tekanan negatif bagi dolar AS. “Karena itu, rupiah berpeluang mendatar dengan kecenderungan melemah dalam kisaran 9.585 hingga 9.610 per dolar AS,” papar dia.

Begitu juga dengan data-data ekonomi yang akan dirilis pagi ini yang sedikit variatif. Pasar dihadapkan pada data pesanan mesin Jepang yang sudah diprediksi melemah -2,4% untuk Agustus dari bulan sebelumnya 4,6%. Begitu juga dengan tingkat pengangguran Australia yang diprediksi naik jadi 5,3% dari sebelumnya 5,1% untuk Agustus 2012.

Tapi, kata dia, jelang penutupan, pasar akan disuguhi komentar dovish (promoneter longgar) dari Petinggi The Fed Janet Yellen yang Kamis ini akan kembali berpidato pada 14.30 WIB.

“Di sisi lain, buletin bulanan yang akan dirilis European Central Bank (ECB) sore nanti juga akan menegaskan suramnya outlook ekonomi zona euro sehingga jadi tekanan negatif bagi euro sehingga rupiah pun pada akhirnya akan mendatar dengan kecenderungan melemah,” imbuhnya seperti dilansir inilah.com

Perlu diketahui, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (10/10) ditutup stagnan pada level 9.590/9.595. (ndy)