Berita

Komputer Samin Tan Dihacker, Data Bumi Plc Dicuri


JAKARTA, alumniITS:
Perusahaan penyedia jasa teknologi informasi dari Inggris, G3 Context mengungkapkan komputer pribadi milik Chairman Bumi Plc, Samin Tan dibobol pihak tertentu dan diduga telah mencuri data penting baik terkait Samin maupun Bumi Plc.

“Benar. Berdasarkan hasil pemeriksaan G3 Context, ada pihak tertentu yang secara sengaja membobol sistem komputer kami,” papar Samin Tan dalam pesan singkatnya di Jakarta, Senin (10/12).

Context disewa Samin untuk mengetahui adanya aksi pembobolan yang merugikan tersebut. “Kami mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum atas kejadian itu,” sambungnya.

Sesuai dokumen hasil pemeriksaan Context yang diperoleh sebelumnya, penyelidikan teknis atas dugaan pembobolan komputer Samin dilakukan konsultan senior Context, Stuart McKenzie pada 24 dan 25 November 2012 di Jakarta.

Laporan McKenzie bertajuk Project Mason dengan nomor referensi 20121126-CTX-MASON-Incident Response tertanggal 29 November 2012 menyebutkan, pembobolan itu direncanakan sejak 1 Maret 2012. “Context menyimpulkan, pembobolan komputer Samin tersebut kemungkinan besar telah sukses”.

Dalam laporan itu disebutkan penyelidikan difokuskan pada sejumlah email mencurigakan yang ditujukan ke Samin selama Juli dan Agustus 2012. Email dikirim seseorang bernama Steve yang mengaku dari Wikipedia.

Steve menyatakan Wikipedia bermaksud menerbitkan sebuah artikel tentang Samin dan membutuhkan korespondensinya. “Secara fundamental, ini mencurigakan. Sebab, bukan standar Wikipedia mengontak seseorang berkaitan dengan artikel,” tulis McKenzie.

Di dalam email Steve yang dikirim ke Samin tersebut, terdapat link ke artikel di internet tentang Samin. Namun, setelah mengklik link itu, Samin dialihkan ke halaman web di mana saat itu kemungkinan besar komputernya terinfeksi perangkat lunak berbahaya.

“Kiriman email tersebut merupakan ‘malicious software’ (malware) atau software yang dirancang untuk mengakses komputer tanpa sepengetahuan pemiliknya.” tandasnya seperti dilansir antara

“Laman-laman tersebut telah offline pada saat laporan ditulis. Beberapa waktu setelah komputer terinfeksi, muncul sejumlah pihak yang mengaku menjadi peniup peluit (whistleblower) telah merilis informasi sensitif perusahaan yang seharusnya hanya berada di komputer Samin Tan,” sebut McKenzie dalam laporannya. (endy – [email protected])