Berita

IRR Penyebab Proyek Kilang Minyak Mentah Lokal Terbengkelai

JAKARTA, alumniITS.com – Plt Menteri Keuangan (Menkeu), Hatta Rajasa mengaku rencana pembangunan kilang pengolahan minyak mentah (refinery) di dalam negeri masih terkendala penetapan internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian investasi. Sehingga proyek tersebut belum dapat terealisasi hingga saat ini.

“Memang ada proyek besar yang masih nyangkut, seperti pembangunan kilang minyak. Penyebabnya, karena pemerintah Indonesia belum dapat memberikan IRR yang memadai bagi para investor dalam maupun luar negeri yang tertarik menggarap kilang minyak,” papar Hatta di Jakarta, Selasa (23/4) malam.

Diakuinya, Studi kelayakan (feasibility study/FS) sudah selesai, tinggal IRR yang belum cukup, sehingga perlu ada insentif berkaitan dengan investasi di sektor minyak dan gas (migas), termasuk pembangunan kilang,” jelasnya.

Pemerintah, menurut dia, telah menetapkan dan berupaya menjalankan paket-paket kebijakan fiskal untuk mendorong investasi, diantaranya tax allowance, tax holiday dan sebagainya.

Apabila tidak terjadi kesepakatan terkait IRR, Hatta memastikan Indonesia akan semakin lama untuk merealisasikan pembangunan kilang pengolahan minyak mentah.

“Semakin lambat bangun kilang, maka semakin besar negara ini ketergantungan impor BBM. Implikasinya semakin rawan pula ketahanan energi, termasuk impor BBM Indonesia ke depan. Jadi proyek ini merupakan prioritas bagi kami,” tukas dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berencana menggarap proyek kilang pengolahan minyak mentah bersama Kuwait Petroleum Company dan Saudi Aramco. Namun untuk mewujudkan proyek tersebut, Pertamina masih menunggu keputusan dari Kementerian Keuangan atas permintaan IRR sebesar 15%. ([email protected])