Berita

Indistrialisasi Ikan Hias Mampu Menghiasi Neraca Perdagangan


JAKARTA, alumniITS:
Perkembangan bisnis produk perikanan nonkonsumsi termasuk komoditas ikan hias sebagai salah satu andalan ekspor memang tak pernah lesu dan selalu mengalami perkembangan seiring dengan permintaan pasar internasional  yang semakin tinggi.

Kontribusi ekspor ikan hias Indonesia dalam neraca perdagangan  perikanan pada 2011 mencapai 19.8 juta dollar AS, kebanyakan tujuan ekspor ke negara Amerika, Belanda, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang.  Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan lima negara pengimpor ikan hias asal Indonesia.

Kelimanya adalah Singapura 2,3 juta dollar AS, Jepang 2,2 juta dollar AS, Amerika Serikat 2 juta dollar AS, Malaysia 1,5 juta dollar AS dan Hongkong sebesar 2,9 juta dollar AS.

Komoditas ikan hias mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang cukup menjanjikan jika ditinjau secara ekonomi, sisi suplai perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan, papar Dirjen P2HP Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P Hutagalung dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/12).

Hal ini terlihat, sambung Saut, dari trend produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya, tercatat sampai dengan bulan Oktober 2012 produksi ikan hias telah mencapai 834.060.990 ekor.

Sejalan dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara aktif berupaya mengembangkan sentra-sentra produksi tanaman hias berorientasi ekspor dalam skala yang luas dan dikelola secara intensif sehingga mampu menyediakan produk dalam jumlah cukup, berkualitas dan terjamin kontituitasnya.

Wilayah sentra produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di lima provinsi yakni, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta.  Sedangkan sentra-sentra produksi ikan hias lainnya tersebar di  13 provinsi lainnya.

Dikatakan,  untuk menggenjot kualitas dan kuantitas ikan hias asal Indonesia di pasar dunia, ada 4 (empat) hal yang dibutuhkan yaitu:  Pertama, dengan memperbaiki kualitas dan kemampuan para pembudidya dalam menjaga mutu secara konsisten.

Kedua, memperkuat riset, teknologi, perbaikan kualitas pelatihan serta pembangunan sarana di sentra ikan hias. Ketiga, mensosialisasikan aturan standar ikan hias yang merujuk pada Sertifikasi Nasional Indonesia. dan Keempat, yakni peran asosiasi untuk melatih dan membimbing masyarakat dan para breder untuk mengikuti standar yang telah ditetapkan, katanya.

Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia, mengingat pasar internasional yang  prospektif, sambungnya. (endy – [email protected])