Berita

Diluncurkan Mouse bagi Penyandang Disabilitas


SOLO, alumniITS – Tim dari mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada merancang perangkat keyboard dan mouse untuk penyandang tuna daksa. Peralatan yang dioperasikan dengan kaki itu dibagikan ke sejumlah sekolah luar biasa di Solo dan Yogyakarta.

Para mahasiswa program studi Teknik Industri tersebut menghabiskan waktu hingga dua tahun untuk merancang alat tersebut. “Kami merancang alat itu untuk keperluan kompetisi di Bangkok pada 2011,” kata Project Manager, Helmy Andang Kurniawan, dalam peluncuran alat yang dinamakan Diamond itu, di Solo.

Dalam kompetisi tersebut, sebuah badan usaha milik negara tertarik dengan alat tersebut. “Kami mendapat biaya untuk pengembangannya,” kata Helmy seperti dikutip tempo.co, Rabu (30/1).

Tim yang semula hanya terdiri dari empat mahasiswa akhirnya membengkak menjadi 18 mahasiswa. Peralatan keyboard yang terintegrasi dengan mouse yang mereka rancang cukup unik. Kotak hitam dari kayu berlapis kulit tersebut sepintas justru lebih mirip dengan bentuk printer. Sejumlah tombol ditata agak melingkar. “Tujuannya agar semua tombol mudah dijangkau dengan jari kaki,” kata Helmy.

Seperti halnya keyboard lain, mereka juga menggunakan sistem qwerty untuk perangkat tersebut. “Jumlah tombol kami pangkas agar lebih mudah digunakan,” katanya. Caranya, tombol numerik, simbol, serta sejumlah fungsi menyatu dengan tombol abjad. Hasilnya, satu keyboard tersebut hanya butuh 32 tombol.

Bagian atas keyboard didesain dengan kmiringan 15 derajat agar lebih nyaman digunakan. Sedangkan mouse dirancang dengan sistem sentuh seperti yang umum digunakan di perangkat laptop. “Peralatan ini compatible dengan semua jenis komputer,” katanya.

Senior Project Manager, Rheza Adi Pratama, menyebutkan selama ini banyak alat yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas. “Banyak yang canggih namun kurang nyaman saat digunakan,” katanya. Mereka berjanji untuk terus mengembangkan alat tersebut sehingga tidak hanya berhenti di prototipe.

Sedangkan Senior Manager Research and Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Bilpen Nainggolan, mengatakan perusahaannya sengaja membeayai riset untuk alat tersebut. “Kami berharap penyandang tuna daksa tidak ketinggalan untuk menikmati teknologi,” katanya.

Pada tahap awal ini, Telkom membagikan 10 unit peralatan tersebut kepada sejumlah sejumlah lembaga pendidikan untuk penyandang disabilitas. “Penggunaannya akan terus kami monitor sebagai bahan evaluasi,” katanya.

Nainggolan berjanji akan segera memproduksi alat itu dalam jumlah besar. “Akan kami biayai melalui dana corporate social responbility,” katanya. Alat itu akan dibagikan secara gratis kepada Sekolah Luar Biasa lain yang ada di Indonesia.

Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sentrum Bina Daksa, Soeharso Suhadi, menyambut baik setiap temuan alat yang dirancang khusus untuk penyandang disabilitas. “Alat-alat tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan ketrampilan,” katanya.

Menurut Soeharso, alat yang dirancang para mahasiswa itu tidak sekadar dipakai untuk menggunakan komputer. “Justru yang penting adalah bahwa penyandang disabilitas bisa mengakses informasi melalui internet,” katanya. ([email protected])