Berita

Dikembangkan Website Berbasis Informasi Energi, Batubara dan Mineral

JAKARTA, alumniITS:
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkolaborasi K-Coal (Korea) dan Jepang Energi Infolink (JEI) untuk mengembangkan website berbasis informasi energi, batubara dan material.

Kerjasama ini  dilatarbelakangi perlunya untuk mengikuti perkembangan investasi bidang energi, batu bara, pembangkit listrik, pertambangan bidang mineral, logistik bahkan investasi di bidang infrastruktur terkait di Cina.

“Mengingat Cina dengan pertumbuhan sektor energi sebagai roda penggerak perekonomian yang sangat tinggi, dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi perkembangan sektor energi di negara lainnya. Semua informasi tadi sudah tercantum dalam website China Coal Times and Distribution (CCTD),” papar Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM), Unggul Priyanto di Jakarta, Kamis (01/11).

Arus informasi dari website CCTD, lanjut Unggul, akan menjadi awal yang baik untuk memulai suatu hubungan antara para pengusaha dan investor asing.

“Kini website CCTD sudah berjalan dalam dua bahasa, Jepang dan Inggris, rencananya website berbahasa Indonesia akan mulai beroperasi pada Januari 2013. Dengan masuknya versi Bahasa Indonesia diharapkan dapat dibaca lebih banyak lagi oleh pelaku bisnis dari Indonesia,” jelasnya.

Melalui website itu, setiap negara bisa saling bertukar data, mengetahui kondisi global dan bisa memprediksi harga batubara, tambahnya.

Dikatakan, produksi batu bara Cina sangat besar mencapai 3,2 miliar ton, namun pertumbuhan ekonominya membutuhkan konsumsi lebih banyak lagi dari itu, yang pada 2020 konsumsinya diprediksi mencapai 4 miliar ton.

Indonesia pada 2010 memproduksi batu bara 275 juta ton, meskipun kebutuhan konsumsinya hanya 26,3 persennya, atau 70-80 juta ton, yang didominasi untuk pembangkit listrik.

“Sisanya diekspor. Jika kita menggunakan skenario pertumbuhan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), kebutuhan konsumsi batu bara akan meningkat sampai 40 persennya,” katanya.

Cina dan India, memiliki cadangan batu bara melimpah, tapi itupun kurang bisa menutupi pertumbuhan konsumsinya. Karena itu Indonesia yang tak memiliki banyak cadangan batu bara seharusnya tidak lagi membuka tambang-tambang baru untuk kepentingan ekspor dan lebih baik memilih menyimpannya untuk kebutuhan di masa depan.

Presdir K Coal, Eiichiro Makino mengatakan website berbayar CCTD sangat bersifat informatif dan penting bagi para usahawan batu bara Indonesia yang ingin mengetahui kondisi batu bara dunia, cadangan, produksi, distribusi, harga hingga konsumsinya.

Pihaknya akan menyelenggarakan Indonesia-Cina Summit di Bali pada awal Maret 2013, yang akan membahas mengenai berbagai regulasi di bidang energi, khususnya batu bara, termasuk soal investasi, kelistrikan, logistik dan infrastruktur pendukung. (endy – [email protected])