Berita

Diakselerasi Investasi Sektor Manufaktur


JAKARTA, alumniITS – Pemerintah tidak mengkhawatirkan membaiknya ekonomi China maupun India akan mengerem kinerja investasi. Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada investor dari negara tradisional seperti Amerika dan negara besar lain.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan potensi investasi di Indonesia masih sangat besar. Sebab pasar Indonesia belum jenuh dan masih bisa dieksplorasi. “Jadi menurut saya masih tetap kuat,” tandas Bambang di Jakarta, Rabu (30/1).

Investasi, akan semakin kuat seiring komitmen pemerintah untuk melakukan proses hilirisasi. Investasi akan diarahkan pada sektor manufaktur untuk semakin di akselerasi. “Pokoknya kalau bisa sebanyak mungkin manufaktur harus ada di Indonesia. Manufaktur yang kuat adalah manufaktur yang basisnya sumber daya alam,” katanya.

Pemerintah merasa penguatan sektor ini dapat mencegah Indonesia menjadi negara middle income trap seiring bertumbuhnya perekonomian. Hal ini telah sukses di negara Korea Selatan dan pemerintah belajar dari negara ginseng tersebut.

“Kalau Korea Selatan kan kelebihannya selain menggerakkan investasi, sektor manufakturnya diperkuat. Jadi impornya juga bisa dikurangi,” jelasnya. Tahun ini, tambahnya, sektor investasi akan melewati sektor konsumsi sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi. ([email protected])