Berita

Cadangan Minyak Indonesia Mengkhawatirkan


JAKARTA, alumniITS – Cadangan minyak Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2012 rasio cadangan minyak terhadap produksi (reverse replacement ratio/RRR) hanya 52% dari total produksi. Padahal tahun sebelumnya, rasionya mencapai 82%.

Cadangan terbukti pada awal 2012 digemborkan 3,742 milliar metric barrel oil (MMBO). Januari 2013, perkiraan cadangan turun menjadi 3,6 MMBO. Produksinya tahun lalu 314 MMBO.  Sehingga kondisi cadangan minyak Indonesia sangat mengkhawatirkan.

“Tahun ini kita hanya dapat tambahan cadangan dari POD, POFD, dan POP 2012 sebesar 164 MMBO,” papar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Rudi Rubiandini dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII di gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/1)

Ia mengatakan penurunan cadangan disebabkan dari sekian banyak eksplorasi yang dilakukan didominasi oleh penemuan gas.
Berdasarkan data SKK Migas, pada 2012 terdapat 80 sumur eksplorasi. Dari jumlah tersebut, 51 dan berhasil menemukan cadangan baru dan 29 lain berupa sumur kering.

Rudi mengatakan meski secara kuantitas banyak ditemukan sumur eksplorasi baru. Akan tetapi secara volume jumlahnya tidak signifikan. “Jumlah cadangan minyak 51 WK kalah dengan produksi di Lapangan Minas, Arun, dan Cepu. Reservoir sebesar di lapangan-lapangan itu belum ditemukan di masa kini,” kata dia.

Dari 51 sumur eksplorasi yang ditemukan, 23 menghasilkan sumur dan yang menghasilkan minyak hanya 12. Sedangkan 16 lain merupakan sumur yang ada minyak dan gas. “Terlihat dari jumlah sumur saja gas dominan lebih banyak ditemukan daripada minyak,” jelasnya.

Dengan perhitungan tersebut, rasio cadangan terhadap produksi gas pada 2012 sebesar 127% atau melebihi produksi.  ([email protected])