Berita

Bus Tenaga Surya Karya Mahasiswa ITS Raih Juara

SURABAYA, alumniITS:
Muhammad Fadlil Adhim, Gustie Aufar Dhaffi Suroso, Muhamad Zainulloh Rizal dan Pradana Setia Budi Laksana,  mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya angkatan 2010, berhasil l mengharumkan nama ITS. Mengingat, Selasa (16/10),  menjadi juara pertama lomba tahunan Rancang Bangun Mesin yang digelar oleh Badan Kerjasama Teknik Mesin (BKTM) se Indonesia.

Dalam lomba bertema kendaraan ini, empat mahasiswa ITS membuat sebuah bus yang efisien dan ramah lingkungan. Namanya Jatisurya. Ide pembuatan Jatisurya terinspirasi dari permasalahan yang terjadi di ITS. Yakni semakin banyaknya kendaraan pribadi terutama sepeda motor, menyebabkan peningkatan polusi udara dan rawan terjadi kecelakaan. Bus yang mereka rancang juga sesuai program Eco Campus yang sedang digalakkan kampus ITS.

Bus Jatisurya merupakan bus kombinasi dua bahan bakar, yakni antara solar cell dan biodiesel. Kendaraan ini dapat menampung 35 orang duduk dan 15 orang berdiri. Sehingga, dalam rancangannya terdapat panel surya dan mesin listrik serta baterai. Namun, dalam proses bus berjalan, tidak selalu semuanya digunakan. ”Sehingga, terdapat beberapa tombol mode di atas kemudi bus,” jelas Gustie seperti dilansir laman ITS.ac.id

Dari 21 pendaftar, mereka berhasil lolos dalam 10 finalis hingga meraih juara pertama. Menurut dosen pembimbing Yohanes MSc, permasalahan yang dapat diselesaikan oleh rancangan bus ini amat nyata.

Hal ini menjadi nilai lebih dalam penilaian juri. Kemungkinan aplikasi serta nilai produksi manufakturnya pun jelas. ”Nilai plus kami adalah dapat diperbanyak dengan proses pabrik,” tutur dosen jurusan Teknik Mesin ini.

Dalam aplikasinya, memang cukup mahal di awal. Sebab, terdapat dua komponen yang memakan banyak biaya, yakni panel surya dan baterai. Namun, untuk tahap saat penggunaan dan perawatan biayanya cukup murah. ”Karena mesinnya tidak banyak dipakai dalam prosesnya,” ujarnya.

Dari lomba ini, empat mahasiswa ini berhasil mengantongi uang pembinaan sebesar Rp 20 juta. Jumlah tersebut sesuai dengan usaha mereka sejak dua bulan yang lalu. Hingga tidak pulang kampung pada saat hari raya Idul Fitri untuk mengerjakan proyek
lomba ini.  (ndy)