Berita

Branchless Banking Lebih Murah

JAKARTA, alumniITS.com – Bank Indonesia (BI) meyakini bahwa masyarakat bisa mendapatkan akses perbankan dengan biaya yang lebih murah melalui layanan perbankan tanpa kantor cabang (branchless banking). Bahkan, biaya investasi yang dikeluarkan perbankan akan lebih murah ketimbang harus membuka kantor cabang.

“Hitung saja, misalnya selama ini seorang warga di suatu desa kalau mau ke bank harus pakai angkutan umum dengan tarif Rp 5.000. Tapi dengan branchless banking mungkin hanya Rp 1.000 atau bahkan gratis kalau pakai SMS,” kata Asisten Gubernur BI, Mulya Effendi Siregar di Jakarta, Rabu (1/5).

Dilanjutkan, bank dan perusahaan telekomunikasi (telko) yang menjadi peserta uji coba branchless banking harus memberikan edukasi kepada para agen mitra (banking agent) maupun nasabah. Layanan yang notabene masih baru tersebut, kata dia, harus benar-benar dipahami oleh masyarakat.

“Jadi tidak bisa bank atau telko cuma bagi-bagi brosur. Harus ada edukasi insentif, sehingga masyarakat dan agen memahami apa yang mereka lakukan, serta apa saja tugas dan kewajibannya,” kata dia.

Mulya mengakui, persoalan branchless banking memang terkait dengan pola pemikiran dan kebiasaan masyarakat. Hingga kini, masih banyak masyarakat Indonesia, apalagi yang unbankable merasa belum ke bank jika tidak mendatangi kantor cabang bank. Sebab itu, perlu diyakinkan bahwa teknologi bisa membuat layanan perbankan menjadi praktis.

“Saya yakin edukasi yang baik itu power of repetition, diulang-ulang. Jadi, bank dan telko jangan lelah edukasi ke publik
agar tertanam mengenai proses branchless banking,” jelas Mulya. ([email protected])