Berita

BPPT Resmikan 10 Lab TIK


JAKARTA, alumniITS.com – Sepuluh laboratorium yang menunjang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah diresmikan. Fasilitas kerja baru BPPT yang berada di Puspitek Serpong ini menjadi pusat inovasi dan bisnis yang dilengkapi teknologi terbaru.

Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar mengatakan, fasilitas perekayasaan TIK merupakan salah satu fasilitas kerja BPPT yang baru selesai dibangun di Puspitek, Serpong.

“Fasilitas ini terdiri dari 10 lab, maka karena jamak disebut laboratoria. Kami dedikasikan dalam rangka mendukung tugas-tugas BPPT dalam mengakaji penerapan TIK,” katanya dalam keterangan tertulis BPPT, di Jakarta, Jumat (23/8/2013).

Marzan menambahkan nantinya aktifitas yang dilakukan memang fokus pada bidang-bidang yang sangat mendesak dibutuhkan secara nasional. Misalnya saja cyber security, sangat dibutuhkan untuk ketahanan negara.

“Program nasional e-KTP juga mendesak maka lab ini dibutuhkan kontribusinya untuk bisa meningkatkan pemanfaatan e-KTP dan kualitasnya pada generasi-generasi berikutnya,” paparnya.

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Hammam Riza mengungkapkan fasilitas inovatif tersebut dibangun selama tiga tahun oleh BPPT.

“Kami memberanikan diri untuk meresmikan sebagai bagian dari rekayasa TIK yang berdasarkan tiga kegiatan sebagai pusat TIK, sistem informasi, elektronika dan multimedia. Di sini akan dilaksanakan pengujian dan rekomendasi kepada mitra,” ucapnya.

Peresmian 10 laboratorium inovasi ini sebagai rangkaian dalam rangkaian HUT BPPT ke-35 yang jatuh pada tanggal 21 Agustus 2013. 10 laboratorium itu meliputi laboratorium electro magnetic compatibility (EMC), navigasi, fotonika, telemetri, open source dan software engineering, smartcard technology, biometrik atau ditigal signal processing, forensic and cyber security, advance network protocol dan laboratorium multimedia digital network.

“Dari sejumlah lab itu lab smart technology dan biometerik merupakan koor e-KTP,” ujarnya.

Hammam pun berharap laboratorium inovasi ini menjadi industrial lab dan industri dalam negeri bisa melakukan pengujian, pengetesan dan sertifikasi di sejumlah lab tersebut yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar.

Selain itu, lanjut Hammam, EMC merupakan laboratorium pertama di Indonesia berukuran 10 meter, meski Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memiliki sebelumnya dan hanya berukuran 3 meter.

Laboratorium EMC berada di ruang kedap suara untuk menguji emisi dan imunitas peralatan atau perangkat elektronik yang bisa mengganggu beroperasinya peralatan lainnya. Misalnya mobil biasa diketahui emisi yang dihasilkan.

“Laboratorium ini sudah memenuhi standar internasinal. Sehingga prototipe, pengembangan atau barang yang sudah jadi bisa disertifikasi di lab ini,” kata Hammam.

Hammam pun berharap dengan adanya sejumlah lab inovasi ini di dalam negeri bisa menjadi tempat bagi industri untuk menguji produknya. Sebab selama ini barang-barang produk dalam negeri justru dites di luar negeri seperti Singapura dan Jerman. (endy)