Berita

BPPT – PT Petrosida Gresik Kembangkan Industri Enzim

JAKARTA, alumniITS:
BPPT dan PT Petrosida Gresik bekerjasama penerapan teknologi produksi dan rancang bangun industri enzim, penerapan teknologi produksi dan pestisida hayati serta pengembangan bersama berbagai produk pertanian dan perkebunan yang ramah lingkungan.

“Produk berbasis enzim ataupun bio akan menjadi primadona di masa mendatang di Indonesia. BPPT sendiri memberikan prioritas yang tinggi terhadap kegiatan-kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi yang terkait dengan produk bio,” papar  Kepala BPPT, Marzan A Iskandar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/11).

Saat ini, lanjut dia, di Serpong terdapat fasilitas Balai Pengkajian Bioteknologi yang menangani masalah bioteknologi mulai dari pembibitan sampai pada pembuatan vitamin.  Juga laboratorium yang khusus melakukan kegiatan terkait teknologi agroindustri, yaitu Laptiab. Bahkan ada Pusat Teknologi Bioindustri dan Agroindustri yang dapat memberikan dukungan dalam kerjasama ini, katanya.

Dikatakan, rencananya BPPT akan memperbesar kegiatan terkait bio, misalnya melalui persiapan pembangunan New Academic Research Cluster, kerjasama antara Indonesia dan Jepang.

Direncanakan klaster industri yang berbasis bioresources tersebut akan dibangun di tiga lokasi yaitu di Serpong yang dikoordinir oleh BPPT, Bandung yang dikoordinir oleh ITB dan Bogor yang dikoordinir oleh IPB.

“Ketiga klaster ini dikoordinir oleh BPPT sebagai vocal point Indonesia dalam kerjasama dengan Jepang dan masuk dalam flagship program yang harus segera dilaksanakan sebagai realisasi dari Metropolitan Priority Program pembangunan di kawasan Jabodetabek dan Jabar,” jelasnya.

Jadi memang kegiatan terkait dengan bio tersebut sudah menjadi prioritas, sejalan dengan apa yang dicanangkan pemerintah bahwa Indonesia membangun berdasarkan prinsip green development. “Green development itu didukung oleh green technology. Oleh karena itu BPPT memposisikan diri sebagai garda depan yang mengembangkan produk green technology, termasuk green energy dan green material,” urainya.

Direktur Utama PT Petrosida Gresik,  Dwi Tjahjo Juniarto menjelaskan perusahaan yang didirikan pada tahun 1984 tersebut pada awalnya bergerak dalam di bidang bahan aktif pestisida. Kemudian sejak 2007 hingga kini beralih ke formulator pestisida kimia dan non saprotan.

“Kemudian dengan adanya isu green development dari pemerintah dan tuntutan konsumen serta dunia internasional terhadap produk-produk yang ramah lingkungan, maka kami mulai kembangkan produk pupuk dan pestisida berbasis hayati,” jelasnya.

Saat ini sedang tahapan mencari mitra untuk dapat saling bekejasama dalam bidang konsultasi detil engineering desain, pelatihan dan pendirian serta pengembangan produk yang sudah melalui tahap uji baik uji skala laboratorium maupun demplot untuk dikembangkan pada skala pabrik atau komersial yang akan memiliki niai ekonomis namun juga memenuhi syarat perijinan dari pemerintah.

Sinergi dengan BPPT, tambah dia, diharapkan dapat menjalin network antara instansi seperti BPPT dan dunia industri. Esensi terpenting dari MoU ini adalah mengisi kerjasama nyata antara BPPT dan PT Petrosida Gresik, diantaranya untuk pengembangan produk enzim. Karena produk ini memiliki peluang besar untuk menggantikan katalis dunia yang kurang ramah terhadap lingkungan.

Selain itu adanya peluang kerjasama untuk penerapan aplikasi nanoteknologi di masa depan untuk lebih mengefektifkan pestisida dan pupuk untuk menghindari terbuangnya sebagian pupuk dan pestisida pada saat aplikasi di lapangan, ungkapnya. (endy – [email protected])