Berita

BP2KI ITS Gelar Seminar Penulisan Artikel Jurnal Internasional

SURABAYA, alumniITS:
Badan Pengelola dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (BP2KI) ITS, mengadakan seminar penulisan artikel jurnal internasional untuk dosen dan mahasiswa doktor ITS di kampus ITS Surabaya, Rabu (24/10).

Seminar yang hanya dibatasi 50 peserta ini membahas dua topik utama. Pertama, mengenai format jurnal internasional yang baik. Kemudian, dilanjutkan dengan materi tentang kejahatan penulisan serta publikasi jurnal internasional.

Mengenai format jurnal internasional yang baik, Prof Dr rer nat Irmina Kris Murwani mengatakan tak terlalu rumit. Sama seperti format jurnal pada umumnya, namun perlu diperhatikan mengenai struktural penulisannya. ”Tata cara penulisan nama penulis dan daftar pustaka harus diperhatikan,” ujarnya.

Dosen Jurusan Kimia FMIPA ITS ini menambahkan, sistem penulisan isi juga harus sesuai analogi konstruksi piramida. Yaitu, materi yang disampaikan bergerak dari statement yang luas ke arah rasional mengenai kajian data.

Tak hanya itu, tahap pengoreksian jurnal sebelum dikirim juga menjadi bagian yang penting. Namun, Irmina juga menyarankan, alangkah lebih baik jika orang yang mengoreksi jurnal tersebut bukan dari penulis, melainkan orang lain yang lebih berkompeten. ”Kita perlu masukan supaya jurnal yang kita tulis lebih sempurna,” terangnya.

Dr Suminar Pratapa, Wakil Ketua BP2KI ITS menyebutkan, untuk kejahatan yang terjadi dalam lingkup penulisan jurnal internasional sangatlah banyak. Mulai dari praktek plagiat jurnal orang lain hingga predatory publisher.

Untuk kejahatan jenis plagiat, sanksi yang diberikan pemerintah cukup berat. Mulai dari pembatalan ijazah kelulusan untuk mahasiswa, hingga pencopotan gelar guru besar dan doktor untuk dosen. ”Pihak institusi juga terancam. Jika tidak memberikan sanksi kepada plagiator, rektornya yang akan kena sanksi dari pemerintah,” jelas dosen Jurusan Fisika FMIPA.

Sedangkan untuk kejahatan jenis predatory publisher belum ada peraturan yang mengikat. Namun, Suminar menekankan agar para penulis jurnal lebih hati-hati dan selektif dalam memilih publisher (penerbit, red) untuk jurnal mereka. ”Ini juga akan berpengaruh pada jumlah orang yang membaca jurnal kita,” terangnya.

Suminar pun berharap, nantinya akan semakin banyak jurnal internasional yang lahir dari penelitian sivitas akademika ITS. Pasalnya, bukan hanya membantu ITS dalam memperoleh pengakuan internasional, melainkan juga kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia.

“Tujuan utama kita membuat jurnal ini bukan untuk jabatan, tapi supaya dapat dimanfaatkan orang lain,” pungkasnya seperti dikutip ITS.ac.id.  (endy – [email protected])