Berita

7 butir Bandung Innovation Statement

BANDUNG, alumniITS:
Pertemuan Indonesia-Japan Innovation Convention selama 3 hari di Bandung menghasilkan Bandung Innovation Statement. Acara itu melibatkan para pakar, akademikus, praktisi dunia usaha, dan lembaga riset pemerintah dari Indonesia dan Jepang. Pihak Indonesia menginginkan hubungan yang setara, walau teknologi Jepang sudah lebih unggul.

Bandung Innovation Statement itu dibacakan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang, Rachmat Gobel, di gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, di depan Wakil Presiden Boediono dan ratusan hadirin serta perwakilan dari Jepang.

Menurut Rachmat, ada delapan kelompok strategis kerja sama yang didiskusikan, yaitu energi, teknologi, informasi dan telekomunikasi, transportasi, dan material baru. Ada pula bioteknologi dan kesehatan, industri kreatif, wirausaha dan masyarakat cerdas, serta masalah kebijakan.

Semua peserta konvensi, kata dia, ingin mengajak semua pihak terkait untuk menimbang usulan dan berbagai gagasan yang dituangkan dalam tujuh butir Bandung Innovation Statement.

Pertama, membentuk forum yang tepat untuk berdiskusi antara pihak terkait dari Indonesia dan Jepang, untuk memfasilitasi dialog dan menindaklanjuti kerja sama baru atau kesepakatan.

Kedua, mendukung aktivitas masyarakat berbasis inovasi yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi- sosial Indonesia dan Jepang. Ketiga, mendukung ide pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi innovation park dalam memfasilitasi kemitraan ilmu pengetahuan dan teknologi antara kedua negara. “Misalnya Bandung Raya Innovation Valley,” katanya, Ahad, 2 Desember 2012.

Poin lainnya, mendukung gagasan dalam membangun smart community, yaitu suatu komunitas yang mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan di antara dua negara. Kemudian juga membentuk kemitraan strategis di antara kedua negara dalam bidang inovasi yang sejajar dan saling menguntungkan.

Selain itu, perlu dibentuk kerja sama Indonesia dan Jepang untuk inovasi terbuka, serta mendorong sinergi antara sektor pemerintah, akademikus, dan bisnis untuk promosi pemanfaatan dan pengembangan inovasi kedua negara. “Pernyataan ini dapat menjadi dasar yang kuat bagi hubungan bilateral yang saling menguntungkan,” katanya seperti dilansir tempo.co (endy – [email protected])